Jakarta, Aktual.com — Cendikiawan Muda, Yudi Latif mengatakan bahwa bila merujuk pada Pancasila sebagai ideologi dalam berbangsa dan bernegara, menjadikan Indonesia rumah bagi setiap golongan maupun agama.
Hal itu disampaikan Yudi Latif dalam orasi politiknya pada acara konser musik ‘Revolusi Pancasila’, di Ruang Pustakaloka Nusantara IV Gedung Parlemen, Senayan, Kamis (26/5) malam.
“Indonesia merupakan rumah bersama, bukan hanya untuk satu golongan, agama, bukan untuk ‘class sosial’ tertentu saja, melainkan untuk semua,” kata Yudi.
“Dan Pancasila inginnya warga negara dengan latar belakang apapun turut disertakan dalam berkehidupan berbangsa ini,” tambahnya.
Akan tetapi, sambung Yudi, tidak dapat dipungkiri dengan berkembangnya zaman dan perubahan waktu, yang dialami negara ini justru banyak elemen masyarakat yang tidak dapat masuk dan berpartisipasi dalam bernegara.
“Pada sila pertama misalnya, mungkin ada golongan agama yang semakin tersisihkan. Lalu, (sila kedua) soal prikemanusian justru terlalu banyak domisili asing, dengan meminggirkan anak-anak Indonesia sendiri,” sebut dia.
Dalam demokrasi juga terlalu didominasi kaum pemodal yang akhirnya kesejangan sosial terlalu lebar sehingga membuat keretakan dalam ideologi bangsa ini.
Oleh karena itu, Yudi berharap 1 Juni sebagai kelahiran Pancasila bukan hanya sekedar menjadi seremoni saja, melainkan membawa rakyat Indonesia kembali kepada fitrah Pancasila yang sesungguhnya.
“Ini bukan hanya seremoni saja, tapi juga harus menyadarkan kita kembali ke titik fitrah Pancasila, jadi bagaimana setiap orang punya kesempatan yang sama untuk terlibat dalam politik dan dalam mengembangkan keyakinannya,” tandas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang