Jakarta, Aktual.com – Dalam sebuah tata kehidupan dalam masyarakat atau suatu bangsa seyogyanya zona nyaman dirasakan oleh segenap lapisan. Dari yang terbawah hingga yang teratas. Dari yang terkiri hingga yang terkanan.
Tatkala ada ketidak nyamanan, lebih-lebih berada pada level “Jomplang” tentunya riak-riak akan warnai tata kehidupan. Bisa mengganggu interaksi dan menimbulkan gejolak sosial.
Bahkan bisa mengancam masa depan suatu bangsa. Itulah bagian dari hukum alam semesta Tuhan.
SIKAP SUMELEH atau sikap arif dan bijaksana, serta menanggalkan segala kepentingan pribadi, politik, dan golongan tertentu untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara sangat dibutuhkan hadapi segala dinamika tata kebangsaan dibumi manapun didunia ini.
Tak terkecuali tatkala terjadi gejolak sosial. Berada di tengah-tengah, serta merangkul siapa saja, baik yang ada disebelah kanan dan kiri, serta merangkul hamparan diantaranya di atas multi varian perbedaan, baik suku, agama, ras, dan etnis, serta kepentingan.
Kepemimpinan ”SUMELEH” jadikan segala bentuk dan macam perbedaan menjadi sebuah energi dan kekuatan yang dahsyat untuk negeri, bukan sebaliknya. Dan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa fondasi dasarnya.
Di tengah arus transformasi super pesat dan super aus di era teknologi digital, siapa saja bisa berbicara apa saja walau tidak selalu ada landasan kebenarannya. Dunia seakaan terjadi kekososongan kepemimpinan. Semua bisa berbalik 180 derajad dalam waktu sekejab.
Terbuka selebar-lebarnya ruang kegersangan atas cinta, kasih dan sayang antar sesama. Kegersangan atas saling mengerti dan memahami, saling menghargai dan menghormati. Sarat atas merasa paling benar walau seringkali tak berdasar dan bertolak belakang dari sebuah realitas.
SIKAP TRAPSILO atau sikap sopan santun, beretika, bernorma, bertata krama, serta penuh kasih, sayang dan cinta kepada siapa saja, dimanapun jua, serta dalam segala kondisi yang ada dan terjadi adalah sebuah keniscayaan untuk memupuk irama kerukunan, nada kebersamaan, harmoni kesatuan dan persatuan bangsa sehingga seluruh dan segenap rakyat dan bangsa merasa terayomi dan terlindungi. Dan kehidupan menjadi adem, ayem, tentrem, kertorahardjo.
Tak ada yang indah bagi suatu bangsa dimanapun belahan bumi ini kecuali guyup rukun, saling merangkul dan bergandengan. Saling mengerti dan memahami. Saling menghormati dan menghargai. Saling mendukung dan mendoakan antar sesama warga bangsa walau di atas beragam varian perbedaaan.
Yuk podo SUMELEH dan TRAPSILO wujudkan keindahan kebangsaan kita. Untuk mengukir nasib dan masa depan negeri yang lebih baik, aman, damai dan sentosa. Wujudkan, bumikan makna mendasar Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa guna menggapai kembali kejayaan nusantara yang adil, makmur dan adidaya.
“Bangsa besar bahkan terkuat sekalipun didunia selalu pada realitas terlemahkan, mudah dipecah belah dan diporak porankan tatkala gagal perkokoh harmoni kesatuan dan persatuan antar warga bangsanya. Bahkan seketika ambruk tatkala terjadi kekosongan kepemimpinan. YUK SUMELEH dan TRAPSILO untuk negeri!!!”
Pondok Gede, Kamis (dini hari), 22 Oktober 2020
Tetap sehat rakyat dan bangsaku
Selalu optimis tatap ke depan gapai harapan dan cita-cita
Doa dan tawakkal kami untuk semuanya
Hormat kami untuk rakyat, bangsa dan negeri
Oleh:
dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed.
Presiden Gumregah Bakti Nusantara (GBN)