Jakarta, Aktual.com – Anjloknya kurs rupiah terhadap dolar dalam pemerintahan Jokowi-JK terus menuai spekulasi dari sejumlah elemen masyarakat.
Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra misalnya. Ia pesimis target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebesar 5,2 persen, bisa terwujud.
“Kini nyaris mustahil bisa terwujud. Situasi ekonomi dunia sedang tidak menentu. Situasi ekonomi dalam negeri pun sama saja terkena imbas dari dalam dan dari luar,” ucap Yusril, di Jakarta, Selasa (25/8) malam.
Menurut dia, dikondisi seperti ini, diwarnai juga anjloknya harga minyak dunia menjadi USD 38 per barel. Sayangnya, justru harga minyak yang katanya diserahkan ke mekanisme pasar, belum juga beranjak turun.
Sementara suku bunga tetap tinggi, demikian pula pengenaan pajak. Pria yang juga mantan Mensesneg ini menilai, dalam situasi yang demikian itu, usaha apapun akan mati dengan sendirinya.
Karena itu, ia menyarankan negara harus mengambil kebijakan yang tepat dan segera menggairahkan kegiatan ekonomi.
“Harga BBM harus diturunkan agar industri mampu meningkatkan daya saing. Bunga bank juga harus diturunkan agar investasi bergerak. Pajak mau tidak mau harus dikaji ulang. Kalau tidak, usaha takkan bergerak karena beban pajak terlalu berat,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang