“Ayah merupakan panutan dan inspirasi terbesar dalam hidup saya. Tanpa bimbingan, gemblengan keras serta doa restu kedua orang tua, tidak mungkin saya bisa menjadi seperti sekarang ini,” kata Bamsoet.
“Dari dulu sesibuk apa pun, saya pasti akan sempatkan waktu untuk berziarah mengunjungi makam ayah saya. Apalagi, walaupun saya lahir dan besar di Jakarta, sangat banyak kenangan sewaktu kecil di Desa Margosari ini kampung halaman ayah saya,” sambung dia.
Ia pun mengungkapkan ada hal berbeda saat ziarah ke makam ayahanda, ia merasakan kedamaian. Momentum ziarah ini juga lanjut Bamsoet membuat dirinya menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara.
Ia berharap jika kelak menghadap Tuhan YME, bisa dipertemukan dengan ayah tercintanya. “Kehidupan di dunia hanya sementara, kehidupan di akhiratlah selamanya,” ucap Bamsoet.
Dia menambahkan, “Karena itu saya selalu mengajarkan kepada anggota keluarga berbagai nilai kebaikan yang dulu pernah diajarkan Ayah kepada saya. Insya Allah, kelak kami sekeluarga bisa kembali dipertemukan di Surga. Amin,” tutup Bamsoet.
Artikel ini ditulis oleh: