Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri semakin mengkhawatirkan nasib BUMN dibawah kebijakan Menteri Rini. Banyak perusahaan negara mengalami ketidak pastian bisnis akibat berbagai kebijakan ‘sesat’ dari Rini.
Secara kapasitas, Rini dinilai tidak memiliki kelayakan untuk menduduki kursi Menteri BUMN. Menurut Faisal, urusan BUMN tidak terpisahkan dengan urusan bisnis dan kekuatan perusahaan, oleh karenanya seseorang menjadi Menteri BUMN setidaknya mempunyai prestasi dalam urusan bisnis, namun hal itu tidak terbukti oleh seorang Rini.
“Bu Rini bukan pengusaha yang sukses. Ngurus dirinya saja nggak beres jadi saya takut kalau dia ngurus negara ini. Jadi kebijakan banyak ngaco. Sorry kalau saya bilang gitu ya,” katanya seakan dengan berat hati di Jakarta, Sabtu (6/8).
Dia mencontohkan kebijakan holding tidak mempunyai konsep yang jelas, sehingga tak jarang sikap Rini berubah-rubah tidak konsisten atas suatu perencanaan pengembangan perusahaan.
“Terus terkait holding-holding. Pertama holding kemudian super holding, tidak jelas. Coba Rini jelaskan, induk holdingnya apasih, bukunya ada ngak? Jangan tiap hari berubah terus. Ngeri saya kalau begini jalannya,” ujarnya.
Semakin menambah keanehan dan kejanggalan pencaplokan PGN ke dalam Pertamina melalui holding. Faisal mempertanyakan motif Rini yang ngotot untuk merealisasikan hal tersebut.
Dia melihat kebijakan itu tidak ada relevansi dengan permasalahan bisnis yang dihadapi Pertamina dengan PGN. Langkah terbaik untuk kedua perusahaan itu yakni memperkuat sinergis dalam menjalankan bisnis agar lebih efisiensi
“Nanti entitas PGN hilang kalau dilakukan holding. Kalau saya menolak. PGN sudah Go Publik sedangkan Pertamina belum Go Publik, bagaimana bisa yang tidak Go publik mengakuisisi yang Go publik. Tidak ngerti saya, maunya apa,” tandasnya. (Dadangsah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka