Jakarta, Aktual.com – Pihak Istana dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi negatif tudingan yang dilontarkan oleh Wakil Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Shalat Subuh (GISS),Eggi Sudjana yang menyebut Presiden Joko Widodo telah membuat rakyat Indonesia semakin miskin.

“Tidak benar,” kata Juru Bicara Kepresidenan, Johan Budi SP, Minggu (15/4).

Dalam pidatonya pada pagi tadi, Eggi menyebut rakyat Indonesia tidak dapat merasakan kekayaan alam lantaran telah dikuasai oleh asing. Contohnya adalah tambang emas lantaran telah dibagikan kepada Amerika Serikat.

Hal ini pun dibantah oleh Johan. Menurutnya, kesejahteraan ekonomi dan sosial bangsa indonesia justru menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Di era pemerintahan Presiden Jokowi, bangsa dan masyarakat Indonesia dari berbagai indikator ekonomi maupun sosial mengarah pada arah yang lebih baik,” ucap Johan.

Sebelumnya, Eggi menilai Jokowi membuat rakyat miskin lantaran sumber daya alam di sudah dikuasai oleh asing. Dengan kondisi ini, lanjutnya, masyarakat harus memilih pemimpin yang tepat untuk Pilpres nanti.

“Tapi kenapa kita mendapatkan (emas) 10 persen, kan perintah UU untuk rakyat Indonesia bukan rakyat Amerika. Dengan kondisi seperti ini siapa yang membuat miskin, Allah atau Presiden? Kenapa kiai-kiai kalau miskin terima saja, takdir, masih kita begitu menyalahkan Allah membuat kita miskin, bukan begitu. Padahal kita dikasih minyak, emas, gas dan kelapa sawit, kaya raya Indonesia, dulu rempah-rempah kita diperebutkan,” ujar Eggi saat memberi tausiah setelah mengikuti GIS berjemaah di Masjid Dzarratul Muthmainnah, Tangerang Selatan, tadi pagi.

“Jadi siapa yang membuat kita miskin? presiden atau Allah?” kata Eggi kepada jemaah.

“Presiden,” ujar para jemaah.

Di tempat yang berbeda, Ketua Bidang Perekonomian PDIP, Hendrawan Supratikno juga membantah ucapan Eggi. Ia bahkan menyebut ucapan Eggi sangat ngawur.

“Pernyataan ngawur tanpa data. Setiap tahun, dalam UU APBN, selalu ada pasal tentang target-target pembangunan yang hrs dicapai selain tingkat pertumbuhan ekonomi, seperti angka kemiskinan, angka pengangguran, indeks gini dan indeks pembangunan manusia (IPM),” ujar Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Minggu (15/4).

Ia menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir ini, angka kemiskinan, pengangguran dan indeks gini ratio Indonesia telah menurun. Sebaliknya IPM Indonesia telah meningkat.

Hendrawan menilai, kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Jokowi menunjukkan arah perbaikan. Ia meminta para tokoh untuk berbicara menggunakan data.

“Kami berharap para tokoh berbicara berbasis data. Jangan sekadar cari sensasi,” kata Hendrawan.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan