Jakarta, Aktual.co —Pernyataan Rizal Ramli yang menuding pencalonan cawapres Boediono merupakan gratifikasi politik, setelah Boediono mem-Bailout Bank Century akhirnya mendatangkan masalah besar. SBY yang merasa “difitnah” dengan pernyataan mantan menko perekonomian di era Gus Dur itu langsung menyatakan sikap. Lewat pengacara keluarga Palmer Situmorang, SBY mensomasi Rizal Ramli.

Bukanya menyesali pernyataanya atau meminta maaf, Rizal Ramli justru melawan dengan merapatkan barisan. 200 lawyer sudah menyatakan akan berdiri di belakang Rizal Ramli untuk melawan bentuk otoriter baru penguasa.

Rizal Ramli dan SBY merupakan sahabat dekat, Rizal pernah menjadi salah satu tim sukses SBY pada pemilu 2004, Rizal juga sering dipanggil SBY untuk menangani berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah, bahkan Rizal juga pernah ditawari SBY untuk menjabat sebagai menteri di kabinetnya, tapi Rizal menolaknya.

Tahun 2008 persahabatan Rizal Ramli dan SBY mulai memanas, ketidak setujuan Rizal Ramli atas rencana kenaikan BBM pada waktu itu hampir mem-bui-kan Rizal Ramli. Rizal Ramli dituding ada di belakang demontrasi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM yang mengakibatkan terbakarnya 2 buah mobil di depan Universitas Atmajaya. Bulan Mei 2012, Rizal Ramli dituduh SBY akan melakukan kudeta pemerintahanya, padahal secara logika kudeta hanya bisa dilakukan oleh kekuatan militer, bukan kekuatan sipil.

Somasi SBY kepada tokoh-tokoh yang di anggap memfitnahnya, ternyata tidak membuat gentar. Justru para tokoh yang mendapat somasi dari SBY melakukan perlawanan. Kejadian ini merupakan pertanda merosotnya wibawa presiden atau pudarnya sabda pandita ratu. Dalam istilah raja-raja jawa, fenomena ini di sebut lengser wahyu keprabon. Sebagai orang jawa yang hidup dengan budaya jawa seharusnya SBY mengetahui cara hidup dan bersikap raja jawa di ujung kekuasanya, yaitu hidup manditho.