Pidato Presiden RI Joko Widodo setelah pelantikan di gedung MPR yang berlangsung kurang lebih selama 12 menit terlihat sangat normatif. Pidato Jokowi tidak detail mengulas problem bangsa dan solusinya, tetapi mampu memberi optimisme.

Dalam pidatonya itu Jokowi menyampaikan hal normatif seperti mengajak seluruh komponen bangsa untuk menyatukan tangan dan hati, bersatu dan gotong royong untuk mewujudkan kemandirian ekonomi, kedaulatan politik dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana gagasan trisakti bung Karno. 

Selain itu Jokowi juga mengajak seluruh rakyat dari nelayan sampe pengusaha untuk bekerja dan bekerja. Hal lain yang disampaikan Jokowi adalah ucapan terimakasih kepada perwakilan negara asing dan menyampaikan tentang agendanya untuk mewujudkan poros maritim dunia dan menegaskan posisi politik luar negeri Indonesia yang akan terus berpegang teguh pada konsep politik luar negeri bebas dan aktif. 

Pidato tersebut tidak detail untuk menggambarkan problem ekonomi, tantangan ekonomi dan agenda ekonomi pemerintahannya, tetapi memberikan optimisme karena mengesankan momentum persatuan seluruh elit politik Indonesia di momentum pelantikan Jokowi-JK menjadi Presiden dan wakil Presiden. 

 Tentu saja ini modal politik penting pemerintahan baru. Modal politik ini harus bisa dijaga dan dimanfaatkan Jokowi-JK dalam menjalankan pemerintahan baru, tetapi jika Jokowi -JK tidak menjaga dan tidak memanfaatkan modal politik awal pemerintahan ini maka pemerintahanya akan berjalan tidak efektif . Semoga Jokowi-JK mampu mengelola modal politik awal di momentum pelantikan ini.

 ‎ Oleh Ubedilah Badrun, Direktur Puspol Indonesia dan pengamat politik UNJ.‎