‎Jakarta, Aktual.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Jusuf Kalla (JK) menaiki kereta kencana.

 Sikap Jokowi-JK ini mengundang respon, bahwa keduanya seperti ingin memposisikan diri sebagai raja, yang erat dengan feodalisme.‎

‎Padahal, selama ini imej yang muncul adalah Jokowi-JK figur merakyat. ‎

‎Pemerhati sosial Imam Prasodjo ‎mengatakan, memang ada yang kontradiktif dari sikap Jokowi selama ini dengan keputusan naik kereta kencana.‎

‎Namun ia mengambil positif saja ‎apa yang dilakukan Jokowi. Katanya, mungkin Jokowi ingin lebih mudah menyapa rakyat dengan cara yang lebih Indonesia. Kalau di luar negeri, pemimpin bisa menyapa rakyat dengan mobil dengan atap terbuka.‎

‎”Yang penting, habis ini Jokowi harus kerja. Pilih kabinet yang tepat,” imbuhnya dalam diskusi di salah satu stasiun televisi, Senin (20/10).‎

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akhirnya menaiki kereta kencana. Jokowi-JK naik dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan dijadwalkan sampai di Istana Negara.

Jokowi dan JK memakai baju putih dipadu celana hitam, ‎tanpa jas. Kereta kencana ini dikabarkan dimatangkan dari Solo, plus dengan kusirnya dengan baju berwarna merah.

‎Di belakang Jokowi-JK ada dua paspampres yang ikut nebeng di kereta kencana itu.‎