Jakarta, Aktual.com – Matanya berkaca-kaca saat warga Zeni Mampang yang tengah bersiap-siap merangsek masuk ke dalam Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, sore tadi, Sabtu (19/12).

Meski tubuhnya sudah terlihat renta, matanya masih tampakkan sorot semangat. Ibu itu bernama Lai Nanda. Salah satu dari warga Komplek Zeni Mampang yang sore itu akan melakukan sebuah bentuk protes keras ke Negara dan Kodam Jaya. Yakni dengan membongkar makam anggota keluarganya yang dimakamkan sebagai pahlawan di TMP Kalibata.

Mengaku kecewa dan sedih dengan perlakuan negara kepada keluarga para purnawirawan TNI yang tinggal di Komplek Zeni Mampang, Ibu Lai tegas mendukung perjuangan warga menolak pengosongan paksa dari Kodam Jaya. (Baca: “Pak Luhut Saja Tidak Didengar, Apalagi Bapak Cuma Mayor!”)

Dia punya alasan kuat. Tutur dia, tanah dan rumah di Komplek Zeni bukan milik TNI. “Itu rumah dan tanah adalah hasil dari bapak dan suami kami yang mengumpulkan sedikit demi sedikit dari penghasilannya untuk membangun rumah untuk keluarganya. Dan sekarang Kodam Jaya mau usir kami dari tempat tinggal yang sudah susah payah dibangun. Tentu kami melawan!” ucap Lai kepada Aktual.com, di TMP Kalibata, Sabtu (19/12).

Lai menuturkan, suaminya yang kini sudah almarhum merupakan prajurit yang pernah diterjunkan di perang Seroja, Timor-timor. Sedangkan itu rumah di Mampang sudah ditempati sejak tahun 60-an oleh keluarganya.

“Saya masih ingat betul suami saya mengumpulkan sedikit demi sedikit material sisa dari pembangunan di Monas dan Senayan untuk membikin rumah dan membeli tanah. Dulu luas rumah kami hanya 4×9 meter,” tutur dia.

Matanya berair menahan sedih dan kecewa saat bertutur. Kata dia, Kodam Jaya harusnya paham bahwa almarhum suaminya dan mereka adalah sama-sama prajurit yang berdiri di bawah sumpah prajurit dan Sapta Marga.

“Tapi dengan sikap Kodam Jaya yang ingin mengusir kami, justru membuat kami menyangsikan keprajuritan mereka dengan patuh kepada Sapta Marga,” ucap dia.

Saat ditanya apakah dirinya sudah menyiapkan tempat sementara jika Kodam Jaya jadi lakukan pengosongan paksa tengah malam nanti seperti kabar yang beredar, Lai tegas menjawab,” Saya tidak akan pernah mau pindah!”

Artikel ini ditulis oleh: