Jakarta, Aktual.com — Ada mark up biaya sebesar USD5.220 miliar dalam membandingkan konsep pembangunan kilang LNG antara Onshore LNG (Darat) dengan Floating LNG (Terapung) pada blok Masela.
Pakar LNG yang juga Mantan Dirut LNG Bontang, Yoga Suprapto mengatakan, anggaran pembangunan kilang LNG darat oleh INPEX sebesar USD20.662 miliar untuk kapasitas 2×4 juta metrik ton/tahun sengaja dibuat tinggi supaya kelihatan kilang LNG darat lebih mahal agar memilih pembangunan kilang LNG terapung yang diperkirakan menelan dana sebesar USD14,80.
“Biaya Kilang LNG darat sengaja di ‘Mark up’ supaya kelihatan tidak visible,” kata Yoga di Jakarta, Selasa (22/12)
Menurut perhitungan Yoga, biaya sebenarnya pembangunan kilang LNG darat hanya sebesar USD15.442 Miliar dan akurasi perhitungan sangat kuat karena referensi pola perhitungan sudah sangat banyak dilakukan di Indonesia dalam pembangunan kilang LNG darat.
Sebaliknya ia meragukan perhitungan pembangunan kilang LNG terapung oleh INPEX sebesar USD14,8 miliar, menurutnya angka yang dihasilkan masih sangat kasar selain itu kilang LNG terapung masih hal baru sehingga referensi perhitungan masih sangat terbatas.
Namun dalam hal ini ia mengajak penyusunan rencana pengembangan blok Masela tidak hanya ditinjau dari biaya investasi operasi kilang, namun harus ditempatkan dalam perspektif yang komprehensif dan terintegrasi.
Pembangunan kilang blok Masela harus mendorong nilai tambah ekonomi Maluku, menyerap tenaga kerja, membangunan Indonesia bagian timur dan memberi nilai tambah bagi negara.
Selain itu tutur Yoga, pembangunan kilang LNG terapung lebih beresiko terhadap masalah kemaritiman dan kapitalisasi teknologi.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan