Jakarta, Aktual.com — KPAI bersama Tim Relawan yang terdiri dari psikolog anak, pendongeng, perawat, konselor, dan penyuluh melakukan pendampingan terhadap anak-anak pengungsi eks Gafatar yang ditampung di Gedung Forki cibubur dan Asrama Haji Pondok Gede.
Menurut hasil pendataan, total pengungsi di pondok gede berjumlah 832 orang, yang terdiri dari 460 laki-laki dan 372 perempuan. Dari total pengungsi tersebut , ada 4 orang yang sedang hamil, 34 bayi di bawah satu tahun dan 109 balita.
Tercatat cukup banyak anak usia pelajar dibawah umur, baik dari SD sampai SMP yang putus sekolah.
“Ada yang mengaku home schooling, tapi ada beberapa anak yang tidak sekolah sama sekali,” kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh di Asrama Haji, Jumat (29/1).
Oleh karena itu, Kemendikbud diminta segera hadir untuk memberikan layanan pendidikan darurat serta membuat perencanaan akan pemenuhan hak pendidikan anak secara utuh dan holistik. Begitupun dengan Kemenag sampai saat ini juga belum hadir untuk memberikan penyuluhan serta pemenuhan hak agama, dan pendampingan aspek keagamaan.
Walau langkah darurat yang telah dikoordinasikan Kemensos dinilai cukup baik, namun perlu adanya partisipasi elemen masyarakat yang lebih banyak. Pelaku usaha dan lembaga filantropi juga perlu hadir untuk mengerahkan sumber dayanya. Terutama, untuk kebutuhan dasar anak seperti pampers, susu, bubur, buku anak, dan media permainan.
Bahkan, seharusnya saat ini Kemenkes harus bisa lebih optimal karena saat ini ditemukan beberapa anak sedang mengalami sakit panas, sehingga butuh penanganan khusus.
Pihaknya secara khusus membuka posko perlindungan anak di titik pengungsian Asrama Haji, dan hal ini didukung oleh Kemensos dan elemen relawan dari masyarakat. KPAI mengimbau seluruh pihak untuk dapat berpartisi dalam upaya pemulihan pengungsi eks gafatar, khususnya anak-anak.
Untuk diketahui, kelompok pengungsi eks GAFATAR ditampung di 4 titik di DKI Jakarta, yaitu Forki, RPTC, Bina Insani, dan Asrama Haji.
Artikel ini ditulis oleh: