Jakarta, Aktual.com — Sutradara kenamaan Indonesia Garin Nugroho meluncurkan film bisu hitam-putih pertama di Indonesia dengan judul Setan Jawa. Produksi karya seni tersebut sebagai bentuk perayaan 35 tahun berkarier pada industri perfilman nasional.

Film tersebut mengenalkan konsep baru dalam seni akting, selain menampilkan konsep film bisu dan hitam-putih, film yang digarap selama satu minggu di Solo dan Yogyakarta itu turut menampilkan konsep Magic Realism atau fenomena mistik untuk menarik penonton.

“Fenomena mistis atau Magic Realism masih digemari dan menarik hingga saat ini. Kemudian saya ambil Setan Jawa karena tidak banyak film yang menggunakan konsep pesugihan, khususnya ‘Kandang Bubrah’, bukan tuyul atau lainnya,” ujar Garin memaparkan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (22/8).

‘Kandang Bubrah’, ujarnya merupakan cara pesugihan dengan tujuan memperkaya diri, yang dalam prosesnya rumah si pelaku pesugihan akan kerap mengalami kerusakan atau dibangun dan pada akhirnya si pelaku pesugihan menjadi tiang atau soko di rumahnya sendiri.

Film yang penayangannya akan dipadukan dengan musik gamelan langsung itu, akan ditayangkan perdana pada 3-4 September 2016 di Gedung Teater Jakarta.

Tak hanya menonjolkan konsep fenomena mistis, Setan Jawa juga akan memadukan beberapa bentuk kesenian agar mampu menarik penonton.

“Dengan berlatar abad ke-20, film ini akan diisi dengan seni sastra, tari tradisional, seni musik khususnya gamelan, dan sebagainya. Ini eranya era film expanded, jadi berkolaborasi dengan kesenian tradisional atau unsur lain. Kita kolaborasikan film dengan musik tradisional, sastra, masa lalu dan masa kini.”

Setan Jawa ini dikisahkan dalam bingkai sejarah periode awal abad ke-20 sebagai konsep waktu yang menarik untuk dieksplorasi, memungkinkan ekspresi film ini bergerak antara tradisi kontemporer dan beragam silang disiplin budaya. Film tersebut menyatukan perspektif kontemporer dengan tradisi, musik, hingga fashion dalam ruamh bebas interpretasi.

Tokoh utama dalam film tersebut, Setio, yang diperankan Heru Purwanto, merupakan pemuda miskin yang jatuh cinta dengan Asih (diperankan Asmara Abigail), seorang putri bangsawan Jawa.

Cinta Setio membuatnya memberanikan diri untuk melamar Asih yang berbuah dengan penolakan. Akhirnya Setio mencari keberuntungan dengan melakukan kesepakatan dengan Iblis atau umum dikenal dengan pesugihan ‘Kandang Bubrah’ untuk mencari kekayaan agar bisa melamar Asih.

Asih kemudian mengetahui bahwa suaminya menjalani laku pesugihan ‘Kandang Bubrah’, dan membuatnya memberanikan diri untuk menemui Setan yang memberikan suaminya kekayaan dan meminta pengampunan agar ketika suaminya meninggal tidak menjadi tiang penyangga rumah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu