Jakarta, Aktual.co — Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Padjadjaran, Prof Dr Wawan Hermawan menyatakan hasrat berpendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan dengan lompatan agar Angka Partisipasi Kasar dan Indeks Pembangunan Manusia-nya ideal.

“Saat ini sektor pendidikan kita sedang mengejar ke arah Angka Partisipasi Kasar (APK) ideal, yakni perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan kelompok penduduk dengan usia sekolah yang sama setara,” kata Prof Wawan Hermawan, Sabtu (2/5).

Menurut Wawan indikator pendidikan seperti Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjuk pada angka persentase yang masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan laporan Pembangunan Manusia yang dirilis United Nations Developoment Program (UNDP) pada 2014, IPM Indonesia menduduki peringkat seratus besar. Namun dibandingkan dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, angka tersebut masih lebih tinggi dibanding Laos, Myanmar atau Vietnam.

Target APK Perguruan Tinggi pada 2014 untuk 2015 di Indonesia adalah 35 persen. Hal itu terus naik sejak 2012, namun untuk APK pada jenjang pendidikan SMP di Jawa Barat masih tergolong rendah.

Tidak hanya itu, menurut dia, juga melihat sektor pendidikan dari IPM. Hal ini terdiri dari unsur pendidikan, kesehatan dan kekayaan.

“Partisipasi masyarakat terhadap pendidikan masih harus ditingkatkan. Bila tidak ada lompatan, Indonesia masih harus berjuang untuk mendongkrak daya saing dengan negara lain,” katanya.

Lebih lanjut Wawan berharap agar semua pihak baik instansi pemerintah maupun generasi muda dapat bekerja sama untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.

“Saya berharap semua insan dapat bekerja sama untuk meningkatkan daya saing tersebut melalui fokus pendidikan. Meski masyarakat bisa sehat bagaimanapun, atau bisa berdaya saing bagaimanapun, kita tidak akan bisa maju kalau unsur pendidikan tidak dikembangkan,” katanya.

Wawan juga mengaitkan peningkatan indikator angka sektor pendidikan itu berkaitan dengan kesiapan Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 salah satunya untuk meningkatkan daya saing.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid