Serpong, Aktual.com – Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin menuturkan, adanya kemungkinan perbedaan tanggal perayaan hari Idul Fitri 1436 Hijriyah/2015 Masehi, antara pemerintah dengan ormas Islam Muhammadiyah.

“Perbedaan ini karena ormas-ormas Islam masih menggunakan metode yang berbeda serta belum menyerahkan otoritas sepenuhnya untuk penetapan tanggal hari raya kepada pemerintah,” kata Thomas di kantornya, Serpong, Jumat (3/7).

Dikatakan dia, saat ini ada tiga jenis perhitungan/metode, yakni untuk Muhammadiyah memakai kriteria hilal, NU menggunakan ketinggian dua derajat dan Persis menggunakan beda tinggi empat derajat.

Menurut dia, posisi bulan pada tanggal 16 Juli nanti sudah lebih dari dua derajat tetapi masih kurang dari empat derajat, sehingga menurut ormas Muhammadiyah sudah pasti Idul Fitri akan berlangsung pada 17 Juli.

“Sedangkan untuk NU akan menunggu kesaksian hilal. Padahal hilal saat itu masih rendah, sulit sekali diamati, potensi gagal ada. Sementara menurut Persis, itu belum masuk. Jadi kalau kalender Persis itu lebaran 18 Juli,” kata dia.

“Sehingga masih terbuka kemungkinan tanggal 17 atau 18 Juli 2015. Sidang isbat itu tidak bisa ditebak,” katanya.

Hasil rukyat, menurut Thomas, juga tidak bisa ditebak secara astronomi ada kemungkinan gagal, sehingga memang masih ada kemungkinan Lebaran di tanggal 17 atau 18 Juli 2015.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ormas Muhammadiyah melalui Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, telah mengumumkan bahwa Idul Fitri 1436 H/2015, jatuh pada 17 Juni.

“Memang bagi yang menggunakan perhitungan hisab seperti Muhamadiyah sudah dapat memastikan Idul Fitri pada 17 Juli 2015, 16 Juli malam mulai takbiran,” kata Din Syamsudin usai menghadiri peresmian Pusat Halal Salman ITB di Bandung, Jumat (3/7).

Artikel ini ditulis oleh: