Jakarta, Aktual.com — Managemen perkebunan kelapa sawit PT Karya Tanah Subur Astra Agro Lestari Tbk memastikan tidak membuang limbah ke Krueng (sungai) Bubon, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Pimpinan PT KTS Prihadi di Meulaboh mengatakan, untuk menghilangkan anggapan negatif masyarakat dalam beberapa desa yang mengalami kejadian tersebut pihaknya melakukan pengecekan kadar air di Banda Aceh.

“Sementara ini dapat kami pastikan bahwa PT KTS tidak membuang limbah ke sungai, jadi kalaupun ada biota sungai yang mati ataupun mabuk posisinya jauh dari perusahaan. Kita tetap berpartisipasi memeriksa kondisi air sungai apakah benar terkontaminasi dengan limbah sawit dan hasilnya satu minggu lagi,” kata dia, Sabtu (25/7).

Managemen perusahaan sudah beroperasi hampir dua priode di Aceh Barat ini tidak membantah, beberapa desa yang memprotes terkait mati dan mabuknya biota sungai seperti ikan dan udang masuk dalam kawasan ring-1 Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan tersebut.

Didampinggi Humas Astra Agro Lestari Tbk area Aceh Riduan Manik dia menjelaskan, limbah hasil produksi minyak mentah kelapa sawit dari perusahaan dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk kelapa sawit.

“Rugilah kalau limbah itu kita buang, malahan sengaja limbah produksi CPO yang kita punya itu diolah lagi secara standar sebagai pupuk organik untuk kesuburan tanaman dan meningkatkan produksi tandan buah segar,” kata dia.

Dia menjelaskan, untuk jalur pembuangan Biological Oxygen Demand (Bod) sudah melalui prosedur sehingga bilapun ada yang mengalir ke sungai melewati “parit kecil” hanya bersifat sisa pembersihan sudah melebur menjadi air biasa.

Selain itu, standar Bod yang mereka keluarkan masih di bawah 5.000 PPM, kemudian untuk mencapai titik pupuk juga harus di bawah angka tersebut sehingga kadar limbah sama sekali tidak berbahaya bagi biota sungai maupun tumbuhan berada di sekitar buangan sisa pembersihan limbah.

“Sekitar 500 meter dari lokasi pabrik pengolahan limbah saja masih aman dan biota di parit ini masih hidup bisa dilihat sendiri, sementara yang dipermasalahkan warga yang berjarak lebih sembilan kilometer jalur parit, inikan aneh,” ujarnya.

Sebagian masyarakat sepanjang Krueng Bubon beberapa hari terakhir panen udang dan ikan yang mati serta mabuk sejak terjadi kemarau membuat kondisi air sungai mengering memicu biota sungai muncul kepermukaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu