Warga melihat Gunung Sinabung mengeluarkan material vulkanis disertai awan panas ketika erupsi, di Desa Tiga Kicat, Karo, Sumatera Utara, Sabtu (27/6). Erupsi Sinabung menyebabkan sedikitnya 10.723 warga mengungsi dan sejumlah desa tertutup abu vulkanik. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/Rei/ama/15.

Medan, Aktual.com – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih terus mengeluarkan awan panas dengan intensitas yang relatif sangat tinggi.

“Pada hari Selasa, terjadi guguran lava pijar sejauh 700-1.500 meter ke arah tenggara-timur dan 35 kali guguran,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/8).

Tremor, kata dia, terjadi terus-menerus dan semua data seismisitasnya menunjukkan potensi erupsi cukup tinggi.

Ia menjelaskan bahwa pada hari Selasa pukul 11.11 WIB terjadi awan panas guguran sejauh 2.500 meter ke sektor tenggara-timur dengan tinggi kolom abu vulkanis 1.500 meter.

Awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 17.33 WIB yang meluncur 3.000 meter ke tenggara-timur dengan tinggi kolom abu vulkanis 2.000 meter.

“Dengan kondisi itu, status Gunung Sinabung tetap Awas (Level 4),” katanya.

Mengingat status masih Awas, radius 6 km di sisi timur dan 7 km di sisi tenggara-selatan tetap harus dikosongkan.

Kondisi itu, kata dia, menyebabkan 3.152 kepala keluarga (KK) atau 11.114 jiwa harus tetap berada di 10 pos pengungsian.

Selain itu, 2.053 KK (6.179 jiwa) masih harus menetap di hunian sementara sambil menunggu relokasi.

Sutopo mengatakan bahwa tidak hanya Sinabung yang mengalami erupsi, tetapi ada dua gunung lagi.

“Dari 127 gunung api aktif di Indonesia, saat ini ada tiga gunung masih terus meletus meski dengan status yang berbeda,” katanya.

Selain Sinabung, dua gunung lainnya yang meletus, yakni Gunung Raung di Jawa Timur dengan status Siaga (Level 3) dan Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Maluku Utara, dengan status Waspada (Level 2).

Artikel ini ditulis oleh: