Jakarta, Aktual.com — Setelah mangkrak bertahun-tahun lamanya, akhirnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah 2 x 1.000 Mw hari ini diresmikan.

Didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Presiden Jokowi meresmikan groundbreaking PLTU terbesar se-Asean itu.

Jokowi mengatakan, peresmian proyek ini dapat menjadi pembelajaran bahwa setiap masalah dalam pembangunan infrastruktur bisa dipecahkan. Lebih lanjut dikatakan Jokowi, proyek PLTU Batang ini akan rampung pada 2018 mendatang.

“Tidak boleh, setelah ramai-ramai lalu pekerjaannya tidak ada. Saya akan mendadak jalan ke sini untuk pantau jalan atau nggak. Kan mereka (investor) janjinya 2018. Saya akan tagih janjinya. Tadi sudah menyanggupi kalau proyek ini tidak selesai 60 bulan tetapi 50 bulan sehingga tahun 2018 selesai,” tegas Jokowi yang dilanjutkan menekan sirine di lokasi proyek, Batang, Jawa Tengah Kamis (28/8).

Adapun proyek ini dikerjakan oleh PT Bimasena Power Indonesia yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu dan‎ Adaro, dengan dana investasi yang diperlukan senilai Rp 40 triliun.

Jokowi memaparkan, listrik yang dihasilkan dari PLTU Batang tidak hanya akan menggerakkan industri besar hingga kecil, juga akan membantu banyak rakyat Indonesia. Apalagi listrik dari PLTU ini akan masuk dalam jaringan listrik Jawa-Bali.

“Listrik itu jangan hanya berfikir hanya yang menikmati orang kaya, industri besar, hotel. Listrik itu juga mendukung anak-anak kita belajar di malam hari, membantu industri kecil-kecilan, nelayan kita bisa menghidupkan freezer (mesin pendingin),” papar Jokowi.

Dalam hal ini Jokowi menegaskan bahkan di masa pemerintahannya tidak ada lagi proyek yang mangkrak hanya lantaran masalah izin dan pembebasan lahan.

“Nanti jangan ada lagi proyek-proyek nggak jalan karena izin, karena lahan. Saya bilang nggak,” pungkas Jokowi.

Artikel ini ditulis oleh: