Jakarta, Aktual.com — Di tengah meningkatnya krisis pengungsi, presiden Rusia menuduh kebijakan AS dan negara-negara Eropa tekah menciptakan krisis saat ini. Dia mendesak negara-negara Muslim untuk melawan kebijakan AS dan Eropa yang agresif.
“Jika hari ini tidak ada yang bertindak terhadap kebijakan tidak manusiawi dari negara-negara Barat, bencana akan menghampiri negara Muslim,” Ramzan Kadyrov, kepala Chechnya Republik Rusia, menulis di akun Instagram-nya.
“Saya menyerukan kepada Anda untuk segera membahas masalah ini, untuk mengembangkan posisi terpadu dan untuk menyelamatkan ribuan nyawa orang. Puluhan ribu umat Islam sedang sekarat. Perempuan, orang tua, anak-anak dan orang muda juga. Dalam kondisi seperti para pemimpin negara-negara Islam tidak memiliki hak untuk tetap diam, untuk berdiri di pinggir dan tetap mengamati secara sederhana,” tambahnya.
Sekitar 350.000 migran telah melarikan diri untuk mencapai pantai Eropa sejak Januari tahun ini, menurut angka yang dirilis oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Selasa.
IOM mengatakan lebih dari 2.600 migran telah tenggelam mencoba untuk menyeberangi Mediterania di periode yang sama.
Sebuah foto balita Suriah tiga tahun tertelungkup di pantai, setelah dia dan keluarganya tenggelam, telah memicu teriakan seluruh dunia selama minggu ini.
Menyalahkan Barat untuk masalah Suriah, Kadyrov juga menunjuk jari kepada para pemimpin barat yang menyebabkan tragedi serupa di Afghanistan, Irak, Suriah, Palestina, Libya, Yaman, Aljazair dan negara-negara Muslim lainnya.
“Masalahnya tidak dapat diselesaikan dengan memerangi konsekuensinya, dengan membungkam alasan yang menyebabkannya. Tapi ini adalah apa yang Eropa dan Amerika Serikat sedang kukan, ” tulis pemimpin Chechnya.
“Amerika Serikat dan Eropa telah menghancurkan negara ini, menghancurkan ekonomi mereka, memprovokasi sejumlah konflik internal dan memaksa orang-orang yang putus asa untuk menjadi pengungsi.”
Februari lalu, Kadyrov menuduh AS dan negara-negara Barat lainnya telah melakukan “pemijahan” yang disebut Negara Islam, untuk menghasut kebencian terhadap umat Islam di seluruh dunia.
Kadyrov juga menduga Barat rupanya mendukung ISIL untuk mengalihkan perhatian publik dari berbagai masalah di Timur Tengah, dengan harapan menghancurkan negara-negara Islam dari dalam.
Namun, presiden pro -Moscow Chechnya gagal menyalahkan Rusia untuk krisis, hilang pendukung terbesar untuk Bashar Al-Assad.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka