Jakarta, Aktual.com — Khawatir dengan keselamatan jutaan jemaah yang datang dari seluruh dunia, Muslim Guinea ditolak izin Haji selama dua tahun berturut-turut. Hal ini lantaran adanya kekhawatiran terhadap kemungkinan penyebaran virus Ebola.
“Guinea belum secara resmi dinyatakan bebas Ebola,” terang Elhadj Abdoulaye Diassy, Sekjen Guinea untuk urusan agama, kepada Anadolu Agency, baru-baru ini.
Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara-negara yang terjangkit virus Ebola harus secara resmi menyatakan bebas Ebola setidaknya tiga bulan sebelum tanggal ibadah Haji.
Ebola diyakini telah menewaskan ratusan orang di dua negara Muslim Guinea dan Sierra Leone, selain Liberia sejak wabah ini dimulai pada Februari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Muslim yang didominasi Republik Guinea tetap yang terburuk terkena penyakit yang ditemukan pada tahun 1976 silam, setelah wabah di Republik Demokratik Kongo.
Sebagai bagian dari perannya untuk melindungi jemaah Haji, Arab Saudi mengumumkan larangan Haji tahun lalu pada Muslim dari Guinea.
Penyakit menular, yang tidak memiliki obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut, memiliki gejala awal yang termasuk sakit kepala, nyeri otot, konjungtivitis dan kelemahan, sebelum pindah ke fase yang lebih berat menyebabkan muntah, diare dan pendarahan internal dan eksternal.
Tingkat kematian dari wabah saat ini adalah sekitar 60% meskipun Ebola dapat membunuh hingga 90 persen dari mereka yang mengalaminya.
Jumlah umat Muslim mencapai hampir 85 persen dari populasi di Guinea sebanyak 12 juta.
Sekedar informasi, Haji terdiri dari beberapa rangkaian, yang dimaksudkan untuk melambangkan konsep penting dari Rukun Islam, dan untuk memperingati cobaan Nabi Ibrahim beserta keluarganya.
Setiap yang berbadan sehat, dewasa, Muslim, dan secara finansial mampu melakukan perjalanan harus melakukan ibadah Haji setidaknya sekali dalam seumur hidup.
Artikel ini ditulis oleh: