Jakarta, Aktual.com — Pernahkah Anda merasakan, bahwa ketika Anda sedang tertidur, tiba-tiba Anda sulit untuk bangun, berteriak, dan merasa tertindih sesuatu? Berdasarkan ilmu medis, keadaan seperti itu disebut “sleep paralysis”, atau kalau di negara kita dikatakan “rep-rep’an”.
Beberapa mitos menyikapi hal ini sebagai sesuatu yang mistis. Mereka mempercayai, bila “rep-rep’an” bisa timbul karena ada makhluk halus yang menghampiri kita.
Namun sebenarnya, secara ilmiah kondisi “sleep paralysis” tidak terlalu bahaya, itu terjadi karena aktivitas dan otot tubuh manusia telah seharian bekerja dan kurang beristirahat.
Secara fisiologis, penyebab “sleep paralysis” belum diketahui secara pasti. Sejauh ini, para psikologis memberikan gambaran umum tentang penyebab terjadinya “sleep paralysis”. Seperti kebiasaan tidur menghadap ke atas, pola tidur tak tentu, stres, dan perubahan mendadak pada lingkungan atau lifestyle.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Anda kemungkinan mengalami “sleep paralysis”, demikian lapor laman Boldsky. Berikut beberapa penyebab “sleep paralysis”:
1. Insomnia, mereka yang kurang tidur dan kurang beristirahat memungkinkan terserang “sleep paralysis”, diawali dengan perasaan resah, hingga sulit bergerak.
2. Pekerjaan, yang terlalu banyak hingga menguras waktu istirahat Anda juga menjadi penyebab, situasi malam menjadi siang ini akan membuat “sleep paralysis” terjadi pada mereka
3. Faktor genetik. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik juga bisa menjadi salah satu penyebab ‘lumpuhnya’ tidur. Jadi, jika ada kerabat Anda menderita gangguan tersebut, Anda mungkin berisiko mengalami kondisi ini.
4. Faktor usia. mereka yang masih remaja, menurut beberapa penelitian, “sleep paralysis” lebih menyerang seseorang yang berusia belia.
5. Narkolepsi. Ini adalah penyakit gangguan tidur yang kronis. Dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia akan mengantuk.
Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.
Artikel ini ditulis oleh: