Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah 98 poin menjadi Rp14.650 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.552 per dolar AS.

“Permintaan dolar AS yang terus meningkat menambah tekanan bagi mata uang rupiah. Meningkatnya permintaan dolar AS itu seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk melakukan pembayaran utangnya di kuartal ketiga 2015, pada periode itu biasanya perusahaan membayar sebagian pinjaman luar negeri,” ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Rabu (23/9).

Di sisi lain, lanjut dia, aksi spekulan di pasar uang juga cenderung meningkat di tengah belum adanya kepastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (the Fed) untuk menaikan suku bunga acuannya.

“Ketidakpastian dari the Fed yang terus berlarut-larut membuat nilai wajar posisi rupiah tidak bisa diprediksi, sehingga potensi depresiasi masih akan terus berlanjut,” ucapnya.

Rully mengharapkan Bank Indonesia maupun pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan memiliki kebijakan baru lagi yang fokus mengantisipasi rupiah agar tidak tertekan lebih dalam.

Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang menambahkan bahwa faktor depresiasi nilai tukar rupiah datang dari berbagai sentimen baik dari domestik maupun global.

Dari eksternal, ia mengemukakan bawha Tiongkok yang kembali mengalami penurunan manufaktur di sepanjang tahun ini menjadi sebesar 6,5 persen, terendah dalam setahun terakhir akan berdampak pada Indonesia yang mengekspor komoditas.

Dari dalam negeri, lanjut dia, pemangkasan target pertumbuhan Indonesia menambah kejelasan bahwa ekonomi nasional masih melambat ke depannya. Diproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,7 persen pada akhir tahun ini.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (23/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.623 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.486 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka