Jakarta, Aktual.com —  Aparat Kepolisian Sektor Bubutan, Surabaya, Jawa Timur, memastikan sembilan rumah rusak akibat tertabrak kereta api barang yang anjlok di perkampungan Dupak Magersari Surabaya, Sabtu (3/10) dini hari.

“Kami sudah mendata bangunan yang tertabrak, yaitu sebanyak sembilan rumah, lima di antaranya rusak berat dan empat sisanya rusak di bagian depan rumah,” ujar Kanit Lalu Lintas Polsek Bubutan AKP Antara ketika dikonfirmasi, Sabtu (3/10).

Sementara itu, korban jiwa dalam peristiwa tersebut satu orang meninggal dunia atas nama Umi Saluki (70), warga Dupak Magersari 1 dan satu anak 11 tahun, Arif Wildan, mengalami luka di bagian tangannya terkena reruntuhan dinding rumah.

“Keduanya sudah dievakuasi dan korban luka langsung dilarikan ke RSU dr Soetomo,” kata perwira menengah tersebut.

Perwira menengah tersebut menjelaskan kronologis kejadiannya, yang mana tanda-tanda bakal anjloknya kereta api membawa 30 gerbong kontainer itu sudah terlihat sejak di rel lorong Pusat Grosir Surabaya (PGS) hingga perlintasan kereta api Jalan Dupak.

Beberapa warga, lanjut dia, sudah melihat roda kereta api bagian belakang nyaris keluar dari jalurnya, bahkan ada yang sudah menempel aspal perlintasan sehingga warga berupaya meneriaki masinis.

“Tapi, masinis jelas tidak kedengaran karena di depan dan dalam kondisi berjalan. Akhirnya, setelah sekitar 200 meter dari perlintasan, tiga gerbong belakang terguling dan menabrak rumah. Kereta berhenti setelah benturan keras,” katanya.

Banyaknya rumah tertabrak di lokasi tersebut, kata dia, karena perkampungan dan permukiman penduduk berada di kawasan jalur kereta api yang jaraknya tidak lebih dari dua meter dari rel.

“Kawasan di sana sangat dekat jarak rel dengan rumah. Ini yang harus mendapat perhatian dari pihak terkait,” katanya.

Sementara itu, meski tidak sampai mengganggu arus lalu lintas di sekitar lokasi, namun pihaknya tetap menempatkan personelnya untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka