Jakarta, Aktual.com — Ketua Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop memperkirakan rupiah akan sulit menguat. Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
“Sangat sulit dikatakan, benar-benar sulit untuk diprediksi. Yang penting adalah kebijakan publik untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,” ujar Diop di kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (5/10).
Lebih lanjut dikatakan dia, yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter, yaitu intervensi rupiah di pasar valas cukup membantu. Selain itu, Diop mengatakan agar perusahaan yang memiliki utang luar negeri terutama dalam bentuk dolar AS untuk melakukan lindung nilai (hedging).
“Permintaan hedging, seperti apa yang BI lakukan, intervensi, di tengah supply dan demand dolar AS yang meningkat, ini tentu membantu,” jelas dia.
Sejalan dengan hal tersebut, Kontributor Bank Dunia, Elitza Mileva mengatakan situasi saat ini sangat sulit untuk penguatan rupiah. Ditambah, permintaan domestik juga belum membaik, bahkan cenderung melemah.
“Kami rasa penurunan BI rate untuk saat ini belum waktunya,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan