Sejumlah kerabat mengangkat ibu angkat pilot Kapten Iriafriadi yang pingsan saat menyaksikan evakuasi korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10). Kapten Iriafriadi bersama dua kru pesawat dan tujuh penumpang Pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM yang jatuh di Gunung Latimojong desa Gamaru, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tersebut meninggal. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc/15.

Makassar, Aktual.com – Pihak keluarga korban mengaku pasrah atas musibah kecelakaan pesawat Aviastar yang jatuh di pegunungan Pajaja, Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel pada Jumat (2/10).

“Kami pasrah atas takdir ini, semua sudah ada ketentuannya. Kami terus mendoakan agar arwah almarhum diterima di sisinya, amin,” kata Marlina, putri sulung korban Muhammad Nasir Lawa (56) di Makassar, Rabu (7/10).

Pihak keluarga mengatakan ikhlas dan memberikan semuanya kepada Allah SWT untuk diberikan jalan yang terang bagi almarhum.

“Keluarga terus memanjatkan doa kepada beliau agar diberikan jalan tenang di sisi-Nya,” katanya terlihat sedih dan sesekali menangis terisak.

Sementara Tumina istri korban mengatakan suaminya saat meninggalkan rumah di Kompleks Perhubungan PT Angkasa Pura I, Jalan Merpati, Blok H 6 nomor 22 Maros mengunakan dua cincin batu mulia.

“Bapak keluar saat itu mengunakan cincin Peros hijau dan Bacan, selama ini memang almarhum senang mengunakan cincin. Mungkin bisa segera dikenali. Kami sekeluarga pasrah dan ikhlas menerima musibah ini,” ujarnya sambil menangis.

Diketahui Muhammad Nasir Lawa adalah Kepala Otoritas Bandara (Otban) Seko, Kabupaten Luwu Utara, dan masih menjabat sebagai pejabat di lingkup Dinas Perhubungan. Rencananya pihak keluarga korban akan mengelar tahlilan.

Sementara keluarga korban lainnya Muhajir selaku orang tua Nurul Fatimah dan cucunya Afif (1) serta Raya Adawiyah (balita 3 bulan) masih tetap menunggu kepastian proses identifikasi di RS Bayangkara. Sedangkan dua cucunya sudah dikenali.

“Kami sekeluarga percayakan semua kepada dokter-dokter yang ada di sini untuk segera melakukan identifikasi, sehingga anak dan cucu kami bisa segera pulang ke rumah selanjutnya di Makamkan,” ujarnya sedih.

Dirinya juga sebelumnya telah memberikan kabar kepada menantunya, Kamaruddin yang saat ini sedang mengikuti pendidikan di jurusan Air Traffic Control (ATC) di ATKP Surabaya untuk sabar dan ikhlas atas cobaan yang menimpa keluarganya.

Nurul Fatimah diketahui merupakan staf Bandara Andi Djemma Masamba, Luwu. Rencananya, jenazah Nurul Fatimah bersama dua anaknya akan dimakamkan di kompleks makam keluarganya di Kompleks BTN Haji Banca, Kabupaten Maros, Sulsel setelah proses identifikasi penyerahan jenazah di Dokkes Polda Sulsel selesai.

Sebelumnya, 10 jenazah korban pesawat Aviastar jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar dengan nomor penerbangan MV 7503 tiba di Bandara Lanud Hasanuddin Makassar mengunakan dua heli milik Basarnas dan TNI pada Selasa malam.

Dalam pesawat naas itu ada tiga kru pesawat yakni Capt Iri Afriadi dengan Co Pilot Yudhistira serta teknisi bernama Soekris Winarto. Tujuh penumpang yakni Nurul Fatimah, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir, Afif (bayi 1 tahun), Raya Adawiah (balita 3 tahun) kini dilakukan identifikasi di RS Bayangkara karena tubuhnya hangus terbakar.

Artikel ini ditulis oleh: