Semarang, Aktual.com – Konon, pohon beringin yang berada di tengah Alun-Alun Pendapa maupun Keraton selalu dikaitkan dengan hal mistis. Dalam sejarah mistis bagi orang Jawa kuno, peristiwa itu menjadi pertanda buruk.
Robohnya pohon beringin besar yang terbelah dua, sebagian ke arah selatan dan utara di tengah Alun-Alun Batang, Jawa Tengah, Rabu (7/10), sekitar pukul 21.00 WIB membuat heboh warga setempat dan Pekalongan. Insiden robohnya pohon beringin itu banyak dikait-kaitkan dengan suatu pertanda buruk. Warga terus bertanya-tanya ada apa dibalik robohnya pohon berigin sangat besar tersebut, tanpa ada hujan, angin dan badai besar.
Mbah Ahmad Yusuf, salah satu supranatural asal Pekalongan yang ditemui aktual.com, mengatakan setelah melihat pohon beringin roboh, dia mengaitkan adanya pertanda munculnya Sengkolo dan Beboyo. (Baca: Warga Batang Dihebohkan dengan Pohon Beringin Berusia Ratusan Tahun Terbelah Menjadi Dua).
Peristiwa itu dikaitkan dengan keributan antar rakyatnya. Pemimpin saling berebut kekuasan. Akibatnya, terpecah belah dengan munculnya kelompok-kelompok kecil yang berkubu-kubu. “Robohnya pohon beringin itu ada pertadan musibah akan terjadi. Musibah nasional itu munculnya dari peristiwa lokal ,” ujar dia.
Dalam beberapa literatur sejarah Jawa, Sengkolo merupakan prosesi siraman (ruwatan) kepada seseorang agar terhindar dari sial maupun nasib buruk dalam kehidupannya. Sedangkan, Beboyo erat dikaitkan musibah di daerah setempat. Maka, seseorang harus suci dengan mendekatkan kepada sang Maha Pencipta supaya jauh dari musibah.
Ia menjelaskan maksud munculnya beboyo dan sengkolo diramalkan dengan rentetan sejarah akan teradu keributan di tingkat nasional. Penguasa akan saling berebut pengaruh.
“Ya di tingkat nasional itu ada sengkolo dan bebaya itu,” tambah dia
Artikel ini ditulis oleh: