Pengendara roda dua melintas di jalan lintas Sumatera yang diselimuti kabut asap, di Rokan Hilir, Riau, Selasa (13/10). Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Provinsi Riau - Sumut kembali diselimuti kabut asap tebal terutama pada pagi hari membuat jarak pandang terbatas bagi pengendara yang melewati jalan lintas tersebut. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/pd/15

Tanjungbalai, Aktual.com – Kabut asap akibat kebakaran hutan kembali menyelimuti Kota Tanjungbalai, Rabu (21/10), membuat jarak pandang di daerah itu terbatas dan diperkirakan hanya 800 meter.

Selain mengganggu jarak pandang, kabut asap yang terjadi dalam empat hari terkahir membuat mata perih dan dada sesak, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan masyarakat menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Warga berharap dan meminta pemerintah serius serta tanggap mengatasi kebakaran hutan yang dinilai telah merugikan banyak pihak itu.

“Asap membuat udara gerah, mata perih, dan dada sesak. Pemerintah daerah mau pun pusat hendaknya tegas dalam menangani persolan ini,” ujar seorang warga Tanjungbalai Ridwan.

Menurut dia, jika kebakaran hutan terus berlanjut tanpa penanganan atau tindakan serius dari pemerintah, maka akan muncul masalah baru di tengah-tengah masyarakat.

Walaupun di Kota Tanjungbalai belum ada korban atau masalah serius, namun kalangan masyarakat seperti nelayan sangat resah karena tidak bisa melaut disebabkan jarak pandang yang terbatas.

Jika di darat jarak pandang mencapai 800 meter, di laut hanya berkisar 200 hingga 300 meter sehinga membuat nelayan khawatir berangkat untuk menangkap ikan, Kondisi itu juga dikhawatirkan dapat membuat ekonomi masyarakat terganggu.

“Dari beberapa alasan tersebut pemerintah hendaknya melakukan tindakan konkrit dalam mengatasi kabut asap yang sudah sangat meresahkan dan merugikan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: