Jakarta, Aktual.co — Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen EBTKE KESDM) bersama dengan Bank Dunia menunjuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjadi paying agent dari program tungku sehat hemat energi (THSE)/Clean Stove Initiative (CSI).
Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan, sebagai satu-satunya bank yang ditunjuk untuk menjadi paying agent dalam program CSI tersebut, BRI bertanggung jawab untuk menerima, mengelola dan mendistribusikan dana subsidi kepada Market Agregator.
“Market Agregator berbentuk badan usaha yang berbadan hukum, yang akan menjual tungku sesuai standar teknis kepada konsumen,” ujar Budi di Jakarta, Rabu (8/4).
Menurut Budi, dipilihnya BRI sebagai paying agent adalah karena BRI mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan terkait operasional dan teknis pembayaran dana kepada para pihak.
Dalam menjalankan layanan jasa trust paying agent, BRI didukung oleh unit kerja khusus yang dikelola oleh tenaga kerja yang handal dan profesional di bidangnya, serta bebas dari konflik kepentingan.
“Layanan ini juga didukung dengan infrastruktur yang memadai dengan jaringan luas dan bersifat real time online di seluruh Indonesia,” ujar Budi.
Ia menambahkan, CSI merupakan program yang sangat inspiratif. Program ini akan meningkatkan akses masyarakat terhadap solusi memasak bersih dan efisien, di mana bahan bakar yang digunakan dapat mengurangi polusi, tidak membahayakan kesehatan serta mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak dan gas.
“Hal ini juga sebagai bentuk dukungan BRI terhadap upaya pemerintah dan dunia internasional dalam meningkatkan akses masyarakat ke energi bersih, aman dan terjangkau sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Budi.
Menurut Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana, Program CSI secara bertahap akan memperkenalkan tungku sehat dan hemat energi berbahan bakar biomassa kepada 24,5 juta keluarga atau 40 persen rumah tangga di Indonesia yang masih menggunakan tungku tradisional. Untuk melaksanakan program ini, Pemerintah mendapatkan dana yang cukup besar.
“Total mencapai 490 ribu dolar AS, yakni 190 ribu dolar AS yang disalurkan sebagai subsidi melalui Bank BRI dan 300 ribu dolar AS melalui Ditjen EBTKE,” kata Rida.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen EBTKE KESDM), saat ini terdapat 24,5 juta rumah tangga yang menggunakan tungku masak tradisional. Akibatnya 165 ribu jiwa meninggal dunia karena menghirup udara (asap) di dalam rumah, yang berasal dari asap beracun yang ditimbulkan dari kegiatan memasak di dapur.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka