1 dari 15
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Dalam aksinya Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menolak pemberlakukan Pergub 228 tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksana Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka yang disahkan pada tanggal 28 Oktober 2015.
Ratusan massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) melakukan aksi didepan Balaikota, Jakarta, Senin (9/11/2015). Dalam aksinya Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menolak pemberlakukan Pergub 228 tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksana Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka yang disahkan pada tanggal 28 Oktober 2015.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Dalam aksinya Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menolak pemberlakukan Pergub 228 tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksana Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka yang disahkan pada tanggal 28 Oktober 2015.
Dalam aksinya Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menolak pemberlakukan Pergub 228 tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksana Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka yang disahkan pada tanggal 28 Oktober 2015.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Ratusan massa dari berbagai elemen yang tergabung dalam Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) melakukan aksi didepan Balaikota, Jakarta, Senin (9/11/2015). Dalam aksinya Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menolak pemberlakukan Pergub 228 tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksana Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka yang disahkan pada tanggal 28 Oktober 2015.
Persatuan Rakyat Jakarta (PRJ) menilai Pergub 228 yang dikeluarkan oleh Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) tersebut mengekang Hak Demokrasi Rakyat, Pro Modal dan Anti Rakyat. Dengan kata lain Pergub 228 tersebut merupakan bentuk pengekangan terhadap Demokrasi dan Kebebasan berekspresi.
Artikel ini ditulis oleh:

















