Jakarta, Aktual.co —Pernahkah  dalam kehidupan, Anda mengalami tidak percaya diri (atau tidak pede)? Bila sesekali hal tersebut pernah terjadi,  mungkin masih manusiawi.

Namun demikian, jika ketidakpercayaan diri itu terus melekat dalam diri Anda, sesungguhnya kasus tersebut sulit bagi Anda untuk mengapresiasikan potensi yang Anda miliki, baik di sekolah, kantor atau pun lingkungan masyarakat Anda.

Apalagi, jika rasa tidak percaya diri ini selalu membayangi hidup Anda dalam keseharian. Bukan tidak mungkin pencapaian sukses akan sulit Anda gapai.

Sebagaimana mestinya, kepercayaan diri merupakan aspek  pribadi manusia yang berfungsi penting dalam mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka banyak masalah akan timbul pada diri manusia.

Sebagai contoh, ketidakpercayaan diri seringkali terjadi pada seseorang.  Dimana fenomena tutup mulut,  tidak mau berbicara dalam sebuah diskusi bukanlah sikap dan tindakan yang dapat memajukan ke-ilmuan bagi dirinya atau pun kepada orang lain.

Melainkan sikap seperti ini dapat terjadi disebabkan oleh minimnya percaya diri tersebut. Karena pada dasarnya seseorang dalam kasus di atas, ingin melakukan itu, namun karena tidak pede maka seseorang hanya bisa berdiam saja.

Perasaan takut, cemas, minder merupakan salah satu faktor sehingga sesudah seseorang akan menyesali keadaannya yang tidak mampu berbicara dan mengungkapkan apa yang ada dalam benaknya. Apalagi, ketika apa yang ingin diungkapkan tersebut ternyata disampaikan oleh orang lain maka ia langsung menyesali tindakan diam yang diambilnya.

Dalam sebuah penelitian, bahwa percaya diri itu hampir selalu dikaitkan dengan kesuksesan. Hal ini tak bisa dipungkri. Sebab dengan percaya diri yang dimiliki seseorang merupakan bekal utama dalam menghadapi tantangan hidup ke depannya.

Sementara itu,  teori-teori psikologi banyak mengungkapkan tentang fenomena tersebut berdasarkan pandangan mereka terhadap pribadi manusia. Percaya diri muncul dari konsep dan citra diri yang dimiliki oleh setiap orang.

Kemudian teori kepribadian eksistensialis mengungkapkan bahwa seperti apa manusia membayangkan maka seperti itulah “Dia”. Teori kepribadian behavioris menegaskan bahwa manusia adalah hasil dari pengaruh-pengaruh di sekelilingnnya.

Sedangkan, teori keperibadian psikoanalisa menjelaskan bahwa setiap manusia adalah totalitas dari mana ia bergantung berkembang sendiri. Dan, teori aktualisasi diri menjelaskan bahwa manusia adalah realisasi dari potensinya yang terbesar. Percaya diri muncul dari bagaimana seseorang memandang dirinya.

Menurut pandangan Islam,  bahwa orang yang percaya diri disebut sebagai orang yang tidak takut dan sedih serta mengalami kegelisahan adalah orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang istiqomah.

Mengenal diri sendiri terkenal dengan ungkapan “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya”. Jadi dengan bertitik tolak pada konsep Al Quran akan dapat dipahami bagaimana ajaran Islam juga telah mengajarkan umat Muslim memahami konsep-konsep keilmuan yang dalam hal ini adalah konsep percaya diri telah disampaikan dengan jelas dalam Al Quran.

Artikel ini ditulis oleh: