Jakarta, Aktual.com — Kepala Cabang perusahaan berjangka Panin Sekuritas Semarang Marwahyudi mengatakan bahwa banyak perusahaan melakukan “window dressing” atau mempercantik laporan keuangan di akhir tahun.
“Kondisi ini biasa terjadi di akhir tahun, bahkan pada ‘window dressing’ ini banyak perusahaan yang membeli saham mereka sendiri dalam jumlah banyak karena untuk meningkatkan kondisi keuangan,” katanya di Semarang, Jumat (20/11).
Menurut dia, jika perusahaan-perusahaan membeli saham mereka sendiri tentu laporan keuangan di pasar saham akan meningkat, dengan begitu harga saham juga akan mengalami peningkatan.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada akhir tahun ini pihaknya memprediksi ada kenaikan sekitar 5-10 persen sebagai dampak dari adanya “window dressing” tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya menargetkan akan ada kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun ini. Diharapkan, peningkatan hingga di level 4.800.
“Kalau saat ini masih naik turun di level 4.500, prediksi saya pada akhir tahun ini meningkat cukup signifikan. Tetapi kalau lebih dari 5.000 seperti agak sulit,” katanya.
Meski demikian, diakuinya “window dressing” bukan satu-satunya faktor yang memacu peningkatan IHSG tersebut.
Marwahyudi menyatakan, faktor lain yang memacu peningkatan tersebut adalah kondisi politik di Indonesia.
“Masih banyak investor ‘wait and see’ karena mereka masih menunggu adanya ‘reshuffle’ kabinet yang kabarnya akan kembali dilakukan dalam waktu dekat ini,” katanya.
Menurut dia, dengan kondisi kabinet pada pemerintahan yang kuat maka akan berdampak dengan mulusnya program-program Pemerintah. Kondisi tersebut berdampak baik bagi pasar saham di sektor tertentu di antaranya infrastruktur dan properti.
“Untuk properti ini prediksinya akan meningkat mengingat Presiden Jokowi memiliki program pembangunan satu juta rumah,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka