Jakarta, Aktual.com — PT Pertamina (Persero) hari ini meresmikan pabrik pelumas yang disebut-sebut sebagai pabrik pelumas terbesar di ASEAN. Pabrik senilai Rp 1,3 triliun ini pun mampu memproduksi 270 juta liter pelumas dalam setahun.
Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, pembangunan pabrik pelumas ini bertujuan untuk menambah pasar yang belum tergarap di kawasan ASEAN. Bahkan Dwi pun mengklaim bahwa tidak lama lagi Pertamina akan menjadi pemimpin pasar di segmen pelumas di kawasan ASEAN.
“Kapasitasnya 270 juta liter per tahun, ini yang terbesar di ASEAN. Kita bangun sengaja agar bisa masuk pasar ASEAN, sekaligus menargetkan jadi leader (pemimpin) pelumas di pasar ASEAN ini. Apalagi setelah fasilitas produksi ada Jakarta, Surabaya, dan Thailand,” kata Dwi saat peresmian di Jakarta, Jumat (11/12).
Menurutnya, di dalam negeri sendiri, saat ini Pertamina masih memimpin dengan pangsa pasar lebih dari 60% pelumas yang ada.
Dwi memperkirakan volume permintaan pelumas tahun depan akan mencapai angka 750 juta liter, dan Pertamina menargetkan bisa menjual 450 juta dari 3 pabrik pelumas yang ada saat ini.
Selain itu, beroperasinya pabrik ini diklaim perseroan akan memberi potensi efisiensi sebesar Rp3 miliar per tahun.
Pabrik pelumas ini memiliki Lube Oil Blending Plant (LOBP) berkapasitas 270 juta liter per tahun, 8.000 Metrik Ton Grease Plant per tahun, 14 juta liter Viscosity Modifier Plant per tahun.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, dengan pengoperasian pabrik pelumas ini Pertamina mendapat nilai tambah dari pemanfaatan produksi yang modern dan berteknologi tinggi.
“Dengan pengoperasian pabrik ini maka memberikan nilai tambah bagi Pertamina antara lain fasilitas produksi yang modern dan berteknologi tinggi yang akan meningkatkan brand perception, sehingga tingkatvkepercayaan customer meningkat,” ujar dia.
Is mengklaim, pabrik baru ini memiliki kapasitas 80% lebih besar dengan kapasitas sebelumnya. Sementara produksi LOBP tersebut setara dengan penggantian pelumas untuk 67,5 juta mobil.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan