Surabaya, Aktual.com — Siswa sekolah Al Muslim Sidoarjo, Jawa Timur, mengajak teman sebaya dari sekolah lain di Kecamatan Waru, Sidoarjo untuk memperingati hari sejuta pohon sedunia yang biasa diperingati setiap tanggal 10 Januari.

Humas Sekolah Al-Muslim, Siti Aminah, Jumat (8/1), mengatakan bentuk ajakan tersebut dikemas dalam ajakan akan pentingnya pohon, berbagi pohon, dan menanam bersama teman sebaya, masyarakat, dan aparat pemerintah.

“Kami ingin mengajak dan mengenalkan kepada siswa lain dari sekolah kami untuk turut serta melakukan kegiatan bersama melakukan penanaman sejuta pohon pada saat peringatan hari sejuta pohon sedunia seperti saat ini,” kata ia kepada pewarta.

Ia mengemukakan, puluhan siswa SD berbagi dan menanam pohon mangga gadung dan mangga manalagi di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

“Di antara sekolah yang diajak melakukan aksi penanaman pohon bersama itu adalah SD Al Huda, SD Muhammadyah 2, dan SDN Tropodo II,” katanya.

Menurutnya, yang dilakukan puluhan siswa SMP Al Muslim, yakni mereka berorasi dan menyanyikan lagu tentang lingkungan danmembagikan stiker kepada pengendara jalan raya Brebek.

“Sementara itu puluhan siswa yang lain menanam pohon mangga, sawo kecik, alpokat, blimbing, jambu air, mangga, dan sawo manila bersama masyarakat Brebek, Kepala Desa Berbek serta Camat Waru di tepi jalan dan sungai wilayah di Desa Brebek yang belum ada tanamannya,” katanya.

Ia mengatakan, bahwa para siswa tersebut memperoleh pohon-pohon dari Dinas Kehutanan Jawa Timur yang kemudian dilakukan penanaman secara bersama-sama dengan pemerintah daerah setempat demi menjaga kelestarian lingkungan di wilayah masing-masing.

“Di mata dunia internasional, Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki hutan yang cukup luas. Sayangnya, hutan Indonesia terus berkurang sepanjang waktu,” kata ia menambahkan.

Ia menjelaskan, terjadi kerusakan hutan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan Illegal logging yang merajalela, pembukaan hutan untuk tempat tinggal ataupun pertanian, umumnya kelapa sawit.

“Selain itu, juga terjadi kebakaran hutan karena kemarau yang berkepanjangan dan masyarakat harus berperan lebih aktif menanam dan menjaga. Pemerintah diharapkan lebih tegas menindak para perusak lingkungan karena semua ini, demi kepentingan bersama,” katanya.

Lebih miris lagi, kata dia, pengurangan pohon bukan hanya terjadi di hutan, tetapi juga merambah di pemukiman, terutama di perkotaan meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan, setiap pemukiman harus menyisakan sekitar 20 persen lahannya untuk ruang terbuka hijau.

“Seharusnya, masalah penghijauan adalah masalah bersama, bukan semata pemerintah dan harus ada kesadaran dalam diri setiap manusia dimana kesadaran itu haruslah dimulai sejak dini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: