1 dari 20
Penulis Ali Topan Anak Jalanan yang juga penulis buku puisi Indosara, Teguh Esha saat menyampaikan sambutan dalam sacara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Tokoh "Malari" (Malapetaka Lima Belas Januari), Hariman Siregar saat menyampaikan sambutan dalam sacara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Tokoh Nasional, Aktivis Malari dan Seniman saat cara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Suasana Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Tokoh nasional HS Dillon, Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Aktris senior Jajang C. Noer saat membacakan puisi di acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso saat menghadiri Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Pengacara Eggi Sudjana saat membacakan puisi di acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Tokoh partai Golkar Akbar Tandjung saat menghadiri Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Seorang Seniman, saat membacakan puisi di acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Seorang Seniman, saat membacakan puisi di acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Mantan Jubir Presiden IV Adi Masardhi, saat membacakan puisi di acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Bingkai kliping koran dan foto bukti perjuangan mahasiswa yang melahirkan Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari dipamerkan saat acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Bingkai kliping koran dan foto bukti perjuangan mahasiswa yang melahirkan Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari dipamerkan saat acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Suasana Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Bingkai kliping koran dan foto bukti perjuangan mahasiswa yang melahirkan Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari dipamerkan saat acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Bingkai kliping koran bukti perjuangan mahasiswa yang melahirkan Malapetaka Lima Belas Januari atau Malari dipamerkan saat acara Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Suasana Peringatan 42 Tahun Pergerakan Mahasiswa Indonesia 1942, 16 Tahun Indonesia Democracy Monitor di Gedung Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (15/1) malam. Acara peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh nasional, aktifis dan seniman. AKTUAL/WARNOTO
Penulis, jurnalis, dan sastrawan terkenal Teguh Esha, 68, memperlihatkan karya buku kumpulan puisinya berjudul "Indosara", pada acara peluncuran bukunya itu di Teater Kecil, TIM, Jakarta, Jumat (15/1) malam. Buku itu disponsori oleh aktifis politik Hariman Siregar dalam rangka memperingati peristiwa Malari yang ke 42 tahun dan dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya Teguh Esha, antara lain oleh penyair Sutardji Calsoum Bachri, artis Yayang Pamonjak, budayawan muda Radhar Panca Dahana, dan beberapa grup musik. ANTARA FOTO/Dodo Karundeng/foc/16.
Penulis, jurnalis, dan sastrawan Teguh Esha (kiri), 68, didamping Hariman Siregar (kanan) memperlihatkan karya buku kumpulan puisinya berjudul "Indosara", pada acara peluncuran bukunya itu di Teater Kecil, TIM, Jakarta, Jumat (15/1) malam. Buku itu disponsori oleh aktifis politik Hariman Siregar dalam rangka memperingati peristiwa Malari yang ke 42 tahun dan dimeriahkan dengan pembacaan puisi karya Teguh Esha, antara lain oleh penyair Sutardji Calsoum Bachri, artis Yayang Pamonjak, budayawan muda Radhar Panca Dahana, dan beberapa grup musik. ANTARA FOTO/Dodo Karundeng/foc/16.
Artikel ini ditulis oleh:

















