Jakarta, Aktual.com — PLN Wilayah Suluttenggo dan Karpowership Indonesia, selaku operator dan pemilik kapal pembangkit listrik MVPP Zeynep Sultan akhirnya menandatangani berita acara Commercial Operation Date (COD). Pendandatangan tersebut setelah melewati sejumlah tahapan uji operasi (Commisioning), dengan pola operasi dan pemberian beban secara bertahap oleh pihak pabrikan Wartzila dari Finlandia.
Penandatanganan ini dilakukan oleh GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan dengan Mr. Noorchan dan Mr. Osman mewakili pihak Karpowership Indonesia. Hal ini sebagai tanda bahwa terhitung mulai Kamis (28/1) dini hari, pukul 00.01 WITA, MVPP Zeynep Sultan secara komersial beroperasi dan menjual energi listrik ke PLN Wilayah Suluttenggo dan disuplai ke sistem interkoneksi 150 kV Sulawesi Utara & Gorontalo (Sulutgo) dengan minimum energi yang disuplai adalah 96 MW.
“Mulai Kamis dini hari, tepatnya pukul 00.01 WITA, secara resmi kapal pembangkit listrik MVPP Zeynep Sultan menyuplai listrik ke sistem interkoneksi Sulawesi Utara & Gorontalo, dimana pihak operator pembangkit listrik ini nantinya harus dapat menghasilkan listrik minimum 80% dari total kapasitas 120 MW atau sekitar 96 MW. Dengan demikian, maka sistem kelistrikan Sulutgo sudah terbebas dari masalah pemadaman yang disebabkan oleh defisit atau kekurangan pasokan daya” jelas Baringin Nababan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (28/1).
Lebih lanjut dikatakan, secara bertahap kondisi pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo berangsur-angsur pulih dan akan terus membaik, dimana selama ini kita dihadapkan pada kondisi defisit daya.
“Bahkan bagi sejumlah pelanggan PLN yang ada di Sulawesi Utara dan Gorontalo, yaitu pelanggan Industri dan Bisnis dengan daya besar yang selama ini kami minta kerjasamanya untuk menggunakan pembangkit sendiri (Captive Power) terutama pada saat beban puncak, sudah dapat kami layani kembali” lanjut Baringin Nababan.
Keberadaan kapal pembangkit Zeynep Sultan merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah pusat dalam mengatasi dengan segera masalah defisit daya kelistrikan yang selama ini terjadi di Sulawesi Utara dan Gorontalo, sambil menunggu selesainya pembangunan sejumlah proyek pembangkit listrik yang sedang dikerjakan oleh PLN maupun oleh pihak swasta dan BUMN lainnya.
Seperti diketahui, sebelum kapal pembangkit ini beroperasi, kemampuan suplai pembangkit mengalami defisit daya sebesar 50 MW dari total beban puncak yang mencapai 325 MW. Dengan adanya tambahan daya 120 MW dari MVPP Zeynep Sultan dan juga nantinya jika PLTG Gorontalo pada Februari akan datang telah bisa beroperasi secara penuh 100 MW, maka akan ada cadangan daya sebesar 170 MW.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka