Jakarta, Aktual.com — Jika seorang Muslim ingin menguap, maka hendaklah dia menahannya sebisa mungkin. Atau dengan menutup jalan terbukanya mulut dengan menggunakan tangannya. Hal ini sesuai dengan Hadis yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّثَاؤُبُ فِي الصَّلَاةِ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ
“Menguap dalam salat adalah dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semaksimal mungkin yang bisa dilakukannya.” (H.R At Tirmidzi dari Abu Hurairah, dinyatakan hasan shahih oleh At Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albany.)
“Ketika seseorang ingin menguap hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangan kiri, karena menguap adalah salah satu perbuatan yang buruk,” kata Ustad Hasanudin LC, kepada Aktual.com, Senin (01/02), di Jakarta.
Dan, sesungguhnya Allah SWT mencintai orang yang bersin, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasullullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai bersin.” (HR Bukhari)
“Mengapa bersin merupakan sesuatu yang disukai karena bersin dapat menyehatkan badan dan menghilangkan keinginan untuk selalu mengenyangkan perut, serta dapat membuat semangat untuk beribadah,” terang Ustad Hasanudin.
“Lalu bagaimana jika itu terjadi pada waktu kita dalam melaksanakan salat khusnya pada saat membaca Surat Al Fatihah dan surat pendek, karena hal ini sering kali terjadi?.”
“Jika menjadi makmum dalam salat yang bacaan imam dikeraskan (salat jahriyyah, red) tidak boleh membaca Alhamdulillah saat bersin dan tidak ada perselisihan Ulama dalam masalah ini. Jika menjadi makmum dalam salat yang bacaannya tidak dikeraskan (salat sirriyyah) atau salat sendiri boleh membaca Alhamdulillah saat bersin dengan syarat tidak sedang dalam kondisi membaca Al Quran (surat al Fatihah atau surat selainnya),” ungkap Ustad Hasanudin kembali.
“Jika bersin terjadi dalam kondisi sedang membaca Al Quran maka tidak sepatutnya menghentikan bacaan Al Quran untuk mengucapkan Alhamdulillah karena berdampak menyisipkan ke dalam bacaan Al Quran sesuatu yang bukan bagian darinya,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh: