Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar petani (NTP) di Bali sebesar 104,96 persen pada Januari 2016 atau lebih besar dari angka nasional yang tercatat 102,55 persen.

“Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di Pulau Dewata lebih baik dibanding rata-rata petani daerah lainnya di Indonesia,” kata Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Selasa (2/2).

NTP Bali maupun nasional sama-sama mengalami penurunan yakni NTP Bali turun 0,16 persen dan NTP nasional 0,27 persen.

Ia mengatakan, NTP Bali menurun 0,16 persen dibanding Desember 2015 yang tercatat 105,13 persen. Demikian pula sisi indeks yang diterima petani (Lt) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen dari 125,48 pada Desember 2015 menjadi 126,30 persen pada Januari 2016.

Sedangkan dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen dari 119,36 pada Desember 2015 menjadi 120,33 persen pada Januari 2016.

Adi Nugroho menambahkan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan NTP yang meliputi subsektor tanaman pangan 0,68 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,75 persen, subsektor peternakan 0,48 persen dan subsektor perikanan 0,25 persen.

Satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor hortikultura naik sebesar 1,33 persen.

Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga, ujar Adi Nugroho.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka