Gianyar, Aktual.com – Sebagai salah satu kawasan wisata di Bali menyimpan segudang destinasi tersohor. Tak hanya sekadar tempat berlibur, kita juga dapat mempelajari sejarah berbagai macam kisah. Salah satunya adalah Pura Tirta Empul.
Jika Anda tengah berlibur ke Pulau Dewata, salah satu destinasi yang patut Anda kunjungi adalah Pura Tirta Empul. Di sini, kita dapat berendam di mata air Tirta Empul yang tak pernah surut menyemburkan air meski musim kemarau.
Tirta Empul terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Jika kita masuk ke Tirta Empul melalui Desa Manukaya, kita akan melewati terowongan sepanjang 100 meter. Terowongan setinggi 10 meter itu membelah Istana Presiden Tampaksiring. Ya, ke luar dari terowongan kita memasuki areal Istana Presiden yang dibangun di masa setelah Indonesia merdeka.
Dari jalan selebar 5 meter itu, kita bisa melihat jembatan persahabatan Istana Tampaksiring yang menghubungkan langsung dengan kamar Presiden RI pertama, Soekarno. Tokoh masyarakat setempat, R Budi menuturkan, terowongan itu merupakan akses khusus penduduk setempat yang ingin menuju Pura Tirta Empul.
“Ini khusus bagi penduduk sekitar saja. Dari sini kita bisa melihat megahnya Istana Presiden Tampaksiring,” kata Budi, Minggu (7/2).
Dia mengisahkan, di Pura Tirta Empul terdapat satu mata air yang disalurkan melalui banyak pancuran. Alkisah, pada suatu ketika Raja Mayadanawa terkepung oleh pasukan Betara Indra. Raja mayadanawa terdesak hingga ke Tampaksiring. Pada suatu malam, ketika pertempuran berhenti, Raja Mayadanawa membuat mata air beracun untuk mengalahkan bala tentara Betara Indra. Sial, prajurit Betara Indra meminum air beracun buatan Raja Mayadanawa.
“Pasukan Betara Indra terkena racun akibat meminum air yang dibuat oleh Raja Mayadanawa. Kisah ini terjadi pada abad ke-VIII Masehi,” jelas Budi.
Mengetahui pasukannya terkena air racun, Betara Indra kemudian membuat mata air sebagai obat penawarnya. Dialah mata air Tirta Empul yang berada di dalam pura. “Mata air ini dibuat sebagai obat penawar air racun,” kata Budi.
Dia mengisahkan, hingga kini jejak peristiwa itu masih tergambar nyata di Pura Tirta Empul. “Bekas air racun itu masih ada. Sekarang tertutup patung. Waktu saya kecil masih terlihat mata air racun itu. Seperti ada batu terbakar,” jelasnya. Hingga kini, mata air Tirta Empul dipercaya masyarakat untuk menyucikan diri (melukat).
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu