Pekanbaru, Aktual.com — Dinas Koperasi Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyediakan tempat khusus bagi Usaha Mikro Kecil Menengah agar mereka bisa berjualan tanpa dipungut biaya di ruangan kantor bersama Disperindag, Dispenda dan Koperasi setempat.

“Siapa saja yang menjadi anggota asosiasi boleh berjualan disini,” ungkap Sekretaris Asosiasi Pangan (Aspari) Riau, Mahlizar , di Pekanbaru, Selasa (9/2).

Mahlizar menyebutkan Aspari yang kini beranggotakan sekitar 200 UMKM ini terbantu untuk memasarkan produknya.

Bantuan rak, lemari serta meja gratis dari Dinas Koperasi ini dikhususkan bagi UMKM yang sudah menjadi anggota asosiasi.

Tujuannnya membantu memasarkan produk makanan dan minuman khas Riau sebagai oleh-oleh.

“Ada ratusan jenis pangan dan minuman yang akan kami jual disini,” ujarnya.

Letaknya sengaja memanfaatkan ruangan tunggu kantor bersama Dispeda, Disperindag dan Koperasi Jalan Teratai.

“Disini banyak pengunjung yang melakukan pembayaran berbagai jenis pajak.Tempatnya prospek,” bebernya.

Ia mengakui dengan bantuan tempat yang dilengkapi outlet, lemari untuk menyimpan produk serta meja penjaga. Pihaknya akan memaksimalkan penjualan produk-produk makanan khas melayu Riau.

“Ada rendang telur, kerupuk emplang, lempuk, bolu kemojo, kue bangkit dan banyak lagi,” urainya.

Ia berharap fasilitas yang disediakan Pemerintah Kota (pemkot) ini akan lebih memaksimalkan pemasaran produk makanan khas melayu Riau.

Dengan bantuan outlet gratis ini, maka harga jual produk kami lebih murah, serta keuntungan bisa lebih besar tanpa harus membayar sewa tempat,” pungkasnya.

Kadiskop Pekanbaru, Ingot Achmad Hutasuhut membenarkan telah memberikan bantuan rak bagi UMKM tersebut.

“Ini salah satu cara mendorong UMKM untuk bisa memasarkan produknya,” ucapnya.

Juga sampainya ada kerjasama dengan Disperindag untuk memberikan pelatihan dan pengepakan produk serta lebel halalnya.

“Kedepan kami juga akan mendorong UMKM ini miliki koperasi agar bisa lebih maju,” tambahnya.

Data Diskop Pekanbaru mencatat ada dua asosiasi yang mewadahi produk pangan UMKM di wilayah tersebut.

Keanggotaan mereka hampir 400 an, namun sejauh ini tidak seluruhnya aktif dan mendapatkan pembinaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan