Pekerja melakukan perawatan pada Rel Kereta Api di Sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (17/11/2015). Selain melakukan perawatan, pekerja juga membuat pagar di sisi rel. perawatan dan pembuatan pagar dilakukan guna meningkatkan keaman dan keselamatan penumpang kereta dan warga sekitar.

Samarinda, Aktual.com – Tidak mau rencana investasi bernilai puluhan triliun dari Rusia lepas, Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Yusran Aspar usulkan aturan tentang perkeretaapian dirubah.

Regulasi dari Pemerintah Pusat dianggapnya hambat pembangunan rel kereta api Borneo yang hubungkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Di proyek itu, Russian Railways mau tanamkan investasi Rp72 triliun.

“Terkendala PP (peraturan pemerintah) dan Keputusan Menteri atau Kepmen terkait perkeretaapian,” ujar dia, di Penajam, Kamis (11/2).

Di regulasi yang ada, kereta api khusus harus memiliki tambang sendiri atau harus mengangkut hasil tambang sendiri dan tidak boleh hasil tambang perusahaan lain.

Menurut Yusran, PP maupun Kepmen itu sudah tidak relevan. Sebab tidak mungkin satu perusahaan tambang memiliki jalur rel kereta api sendiri untuk mengangkut hasil tambangnya.

“Jika investor dari Rusia diminta untuk mengakuisisi atau mengambil alih seluruh perusahaan tambang di daerah jelas tidak mungkin,” kata Yusran.

Untuk itu, dia berharap, perizinan pembangunan rel kereta api dan berbagai infrastruktur lainnya dapat dipermudah. Klaim dia, demi kemajuan daerah. “Apalagi nilai investasinya cukup besar sehingga kami berharap pembangunan Kereta Api Borneo dapat terealisasi,” kata Yusran.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara