Jakarta, Aktual.com — Ketua Panitia turnamen sepak bola Sulsel Super League (SSL) U-21 Sri Syahril menjadi korban pengeroyokan suporter Perseka Bosowa, pada laga penyisihan grup B antara PS Bosowa Semen Vs Perseka Bosowa, di Lapangan Karebosi Makassar, Senin.

Insiden tersebut terjadi saat pertandingan memasuki jedah waktu babak kedua. Saat itu skor sementara, 1-0 atas keunggulan PS Bosowa Semen.

Pemukulan ini berawal dari protes keras yang dilakukan Pelatih Perseka Bosowa Bahar Muharram terhadap wasit. Mantan pemain PSM itu tidak terima keputusan wasit yang tidak memberikan penalti. Bahar menganggap bola mengenai tangan salah satu pemain PS Bososwa Semen di kotak penalti, dan seharusnya Perseka dapat hadiah penalti.

Melihat intimidasi Pelatih Perseka terhadap wasit Ahmad Tuharea, Ketua Panitia SSL U-21 Sri Syahril mencoba menenangkan Bahar Muharram dengan mengajaknya kembali ke bens pemain demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kendati demikian, Bahar sama sekali mengabaikan dan terus melakuakn provokasi. Bukan hanya itu, nada suaranya juga semakin tinggi, sehingga pemain dan suporter Perseka Bosowa terprovokasi, dan langsung mengerumuni dan melakukan pemukulan Ketua Panitia SSL U-21 Sri Syahril.

Meski pemain bisa ditenangkan, namun suporter Perseka tetap mengamuk dan melakukan pengeroyokan terhadap Ketua Panitia SSL U-21 Sri Syahril. Atas kejadian ini, Sri Syahril mengalami luka memar di bagian wajah.

Sri Syahril mengaku sangat menyesalkan atas kejadian ini. Apalagi, kata dia Bahar Muharram adalah seorang legenda PSM yang seharusnya memberikan contoh kepada pemain-pemain muda.

“Sikap arogansi dan sok jago pelatih Perseka yang diperlihatkan di depan ratusan penonton yang memicu keributan sehingga Suporter terprovokasi dan saya dikeroyok,” jelasnya.

“Saya lebih menyesalkan lagi karena Bahar Muharram pelatih Perseka Bosowa yang nota bene legenda PSM ternyata tidak dewasa dalam membawa tim. Tudingan panpel berpihak kepada salah satu tim sangat tidak berdasar dan fitnah,” ujarnya.

Sementara itu, Bahar Muharram mengakui jika dirinya tidak mampu meredam suporter Perseka Bosowa.

“Saya kan tidak memukul, kalau protes itu juga saya berhak. Kalau saya pemain tidak ada masalah dan sesama pemain tidak ada masalah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nebby