Jakarta, Aktual.com — Dalam kehidupan Muslim sekarang, stres menjadi pelengkap hidup. Banyak masalah dan sedikit solusi yang diketahui, orang yang kurang kuat imannya, bahkan bisa melakukan aksi bunuh diri.
Orang yang kuat iman, tapi terlalu ambisi mencapai sesuatu, dapat mengalami stroke. Seorang dokter neorologi berkata, sekalipun tekanan darah tinggi, Insya Allah tidak akan stroke, selama orangnya tidak stres. Berarti stres pemicu utama lahirnya stroke yang banyak diderita masyarakat Indonesia.
Stres yang datang pada diri seseorang banyak penyebabnya. Misalnya, siswa yang tidak lulus ujian nasional bisa stres, orangtua yang mengurus anaknya mencari sekolah yang lebih tinggi dapat stres, pejabat yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya juga dapat stres, rakyat kecil yang sukar mendapat pekerjaan juga stres, calon bupati yang mengeluarkan miliaran rupiah dalam pilkada juga bisa terserang stres. Alhasil, semua golongan dan status sosial apapun berpeluang terkena stres baik itu laki-laki maupun perempuan.
“Stres perlu kita atasi dengan bijak jika kita mengetahui tanda-tanda atau merasakan stres, maka jangan biarkan rasa itu terus berkelanjutan. Kita harus mencari tahu mengapa kita stres, dengan apa kita stres, dan dengan siapa kita stres,” papar Ustad Syarif Hidayatullah kepada Aktual.com, Kamis (03/03), di Jakarta.
Adapun cara mengobati dan mencegah stres di dalam Islam di antaranya:
1. Mengingat Allah SWT
Mengingat Allah SWT (zikrullah) termasuk dapat mengatasi stres. Dengan mengingat dan mengembalikan segalanya dari dan untuk Allah SWT, maka stres akan dapat diatasi. Sesuai dengan firman Allah SWT,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”(Ar Ra’d : 28).
Menurut Ulama Tafsir yang masuk zikrullah, adalah melakukan salat, membaca Al Quran dan langsung menyebut “Lailaha ilallah” sebanyak-banyaknya.
Menurut Huzaifah, bila Rasulullah SAW bersedih atau menghadapi masalah, Beliau langsung melakukan salat. Sedangkan, dalam perjalanan, memperbanyak zikrullah berupa salat sunah, atau membaca Al Quran, atau istigfar, atau membaca “Lailaha Ilallah”.
Disamping hal tersebut, juga yang dapat mengatasi stres, adalah akidah dengan meyakini kebenaran firman Allah SWT yang berbunyi,
Artinya, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Al Insyirah : 5-6)
Menurut ulama Tafsir, karena kata kesulitan (Al-usri ), menggunakan “al ” dan kemudahan (Yusra) tidak menggunakan “al “ , itu artinya kesulitan itu cuma satu macam, tapi ada beberapa solusi kemudahan. Berarti dua alternatif kemudahan, dalam satu kesulitan, ada dua. Misalnya, berkonsultasi dengan dokter mencari pengobatan lahir dan batin yaitu, menggunakan petunjuk Al Quran sebagai Syifa.
2. Membaca Al Quran
Al Quran yaitu, salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW dan khasiat Al Quran itu cukup banyak. Jadi jika kita membaca Al Quran, jiwa kita sentiasa rasa tenteram. Disamping itu kita juga dapat menbersihkan jiwa kita dan sentiasa dekat dengan Allah SWT
3. Berdoa agar beban kita diringankan
Doa adalah senjata kita sebagai orang Mukmin, karena hanya kepada Allah SWT tempat kita mengadu dan hanya kepadanya kita meminta pertolongan. Apabila kita stres, rasa terbebani, kita berdoalah agar diringankan beban yang kita sedang hadapi. Adapun doa yang bisa kita baca apabila menghadapi stres yaitu,
Artinya, “Cukuplah Allah untuk (menolong kami, dan dialah sebaik-baik Pengurus (Dan terserah kepada-Nya segala urusan kami).”
4. Sabar
Jika stres menghadapi masalah yang sukar diputuskan “ salah atau benarnya sesuatu “ maka Al Quran memberi petunjuk,
وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
Artinya, “Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata, “sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu, maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”(Yusuf : 18 )
“Ucapan itu disampaikan Nabi Ya’kub, ketika anak-anaknya datang membawa kemeja yang berlumuran darah kepunyaan Yusuf, sebagai bukti bahwa ia telah diterkam binatang buas. Dari pada stres, karena darahnya meragukan, Nabi Yakub berkata ‘Sabar itu lebih indah’. Demikian Siti Maryam, ketika dituduh melacur karena melahirkan anak (Isa) tanpa ayah, juga sabar, untuk mengobati stres yang berkepanjangan. Bahkan Aisyah, istri Rasul, ketika digossipi, juga menjadikan Sabar sebagai pengobatan dalam stres,” terang Ustad Syarif menambahkan. Bersambung….
Artikel ini ditulis oleh: