Jakarta, Aktual.com — Ustad Hasanudin menuturkan, ada beberapa cara agar Muslim mendapatkan kekhusyukan dalam ibadah salat. Di antaranya:
Pertama, menghadirkan hati
“Menghadirkan hati maksudnya adalah di saat kita sedang salat maka saat itu sedang bermunajat, sedang berdiri berhadapan langsung dengan Sang Maha Kuasa, berdialog tanpa batas apapun. Maka dalam keadaan seperti itu yakinlah bahwa Allah SWT sedang melihat, memperhatikan dan mengawasi gerak-gerik salat kita. Benarkah salat kita, dengan bacaan yang benar atau penuh dengan kesalahan dan lain sebagainya,” kata Ustad Hasanudin kepada Aktual.com, di Jakarta, Senin (14/03).
Lanjut ia, maka alangkah bodohnya manusia, jika kita sedang berhadapan langsung seperti itu, kita tidak merasa takut, atau bergetar dengan keberadaan-Nya di hadapan kita.
Kedua, anggap saat itu adalah salat yang terakhir
Masih dari Ustad Hasanudin, agar Muslim semakin khusyuk anggaplah salat tersebut adalah salat yang terakhir yang dilakukannya. Karena bisa jadi setelah salat, Allah SWT mencabut nyawa kita. Atau bayangkan, di saat kita sedang mengambil wudhlu tiba-tiba datang Malaikat Maut menghampiri kita dan mengabarkan kita, bahwa usai salat nanti dia akan mencabut nyawa kita.
“Subhanallah… bagaimanaka salat kita saat itu ? Salat dengan penuh kekhusyukan atau salat dengan main-main. Tentu kita akan salat dengan sekhusyuk-khusyuknya.”
Ketiga, tumaninah dan tidak tergesa-gesa dalam salat
“Tumaninah atau keadaan tenang dan juga tidak tergesa-gesa juga merupakan cara agar salat kita khusyuk. Sebab dengan ketenangan kita akan bisa focus dengan bacaan dan juga gerakan dalam salat. Oleh karena itu, sebelum kita bertakbir dan memulai salat, lebih dulu kita tinggalkan segala perkara duniawi, bisa jadi disaat kita sedang salat, namun kita tergesar-gesa karena memikirkan masalah dunia (masakan, makanan, hp, facebook dan lain-lain) yang bisa merusak kekhusyukan kita dalam salat.”
Keempat, tadabbur ayat-ayat dan zikir-zikir yang dibaca dalam salat
“Cara keempat ini sangat penting untuk kita latih dan diterapkan saat salat. Karena dengan mentadabburi ayat dan zikir yang kita baca, maka kita akan semakin mudah untuk menggapai kekhusyuan dalam salat. Banyak sekali orang yang hafal bacaan salat, namun sangat sedikit sekali yang paham dan mengerti bacaan tersebut.”
“Silahkan menghafal bacaan salat, tapi lebih baiknya lagi kita mampu meresapi maknanya. Sehingga pemahaman makna akan menambah ketenangan jiwa dan akan memberi dampak baik disaat sedang salat atau di saat kita membaca surat lainnya dalam Al Quran.”
Kelima, tartil dan memperbagus suara dalam membaca Al Quran
“Allah SWT memerintahkan kita untuk tartil di saat membaca Al Quran, terlebih lagi bacaan tersebut kita baca diwaktu salat. Begitu juga kita dianjurkan untuk memperindah suara kita agar imam maupun makmum dalam salat jemaah bisa tenang dan akhirnya mendapatkan kekhusyuan. Sebaliknya, jika kita tergesa dalam membaca atau tidak tartil, dari segi suara bacaan juga ‘disayangkan’. Maka hal tersebut tidak membuat kita khusyuk namun malah mengganggu dalam salat.”
Keenam, arahkan pandangan hanya di tempat sujud, dan tidak memalingkan ke lainnya
“Janganlah kita mengarahkan pandangan kita selain ke tempat sujud, sebab hal tersebut akan mengganggu kekhusyukan kita dalam salat. Bahkan terdapat larangan dalam hadts untuk melihat ke atas di saat kita salat, begitu juga memalingkan seluruh atau sebagian badan kita karena bisa membatalkan salat kita, lantaran telah merubah kiblat disaat sedang salat.”
Ketujuh, hindari segala hal yang bisa menyibukkan saat sedang salat
“Seperti penggunaan alat-alat elektronik (handphone, tv, penggunaan pakaian yang kurang pas, serta hal-hal lainnya yang bisa mengganggu kita dalam salat. Maka hal-hal tersebut harus kita hindari agar salat kita senantiasa terjaga dan tidak merusak kekhusyukan disaat sedang salat.”
Artikel ini ditulis oleh: