Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) menyatakan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2016 sebesar USD308 miliar atau tumbuh 2,2 persen secara tahun ke tahun (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2015 sebesar 5,8 persen (yoy).
Bank sentral dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (19/3) mengatakan posisi ULN pada Januari 2016 masih sehat, namun tetap perlu diwaspadai risikonya terhadap kondisi perekonomian.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta,” tulis Bank Sentral.
Dari publikasi statistik ULN BI, perlambatan pertumbuhan ULN terjadi pada utang sektor publik dan swasta.
Per Januari 2016, ULN sektor publik sebesar 143,4 miliar dolar AS atau 46,6 persen dari total ULN, dan swasta sebesar 164,6 miliar dolar AS atau 53,4 persen dari total ULN.
ULN publik tumbuh menjadi 5,7 persen (yoy) pada Januari 2016, lebih rendah dari 10,2 persen (yoy) pada bulan Desember 2015. Sedangkan, ULN swasta turun 0,7 persen (yoy) pada Januari 2016 setelah pada Desember 2015 tumbuh sebesar 2,2 persen (yoy).
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Januari 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
“Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen,” menurut BI.
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, industri pengolahan, dan listrik, gas dan air bersih melambat, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang atau sebesar 87,4 persen dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada Januari 2016 mencapai 269,1 miliar dolar AS, terdiri dari ULN sektor publik sebesar 140,7 miliar dolar AS atau 52,3 persen dari total ULN jangka panjang dan ULN sektor swasta sebesar 128,4 miliar dolar AS atau 47,7 persen dari total ULN jangka panjang.
Dengan begitu, ULN berjangka panjang tumbuh 4,8 persen (yoy) pada Januari 2016, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2015 sebesar 8,6 persen (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar 38,9 miliar dolar AS atau 12,6 persen dari total ULN, terdiri dari ULN sektor swasta sebesar 36,2 miliar dolar AS atau 93,0 persen dari total ULN jangka pendek, dan ULN sektor publik sebesar 2,7 miliar dolar AS atau 7,0 persen dari total ULN jangka pendek.
Dengan begitu, ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan yakni -12,7 persen (yoy).
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka