Jakarta, Aktual.com —  Kinerja Badan Penjamin Jaminan Sosial (BPJS) belakangan ini kerap mendapat pujian dari berbagai kalangan. Namun, pujian itu tidak datang dari Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI).  Ketua YPKKI Marius Widjajarta justru menyebut, pujian-pujian untuk BPJS itu justru pembodohan bagi masyarakat pengguna layanan tersebut.

“BPJS itu dilihat dari biaya. Kalau di media kan bagus. Masyarakat ini dibodohi,” kata Marius dalam sebuah diskusi bertajuk ‘BPJS Antara Sehat dan Sengsara, di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3).

Hal yang disampaikan Marius bukan tanpa alasan. Dia mengaku sudah melakukan investigasi secara komprehensif baik manajemen atau sistem jaminan sosial yang dihasilkan, sampai kepada implementasinya.

Dia pun tak memungkiri, jika implementasi BPJS ini memang terbentur dengan kurangnya pembiayaan. Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi alasan.

“Kalau kita lihat ke hilirnya memang duitnya kurang. Tapi kalau dilihat dari hulunya juga amburadul. Saya investigasi langsung ke BPJS-nya,” jelas dia.

Bahkan, sambung Marius, ada ketidaksinkronan dalam pelaporan anggaran BPJS yang nilainya sangat besar.

“Lalu kondisi 2014, disini terjadi missmatch Rp3 triliun,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka