Yaman, Aktual.com — Tiga ledakan mengguncang Aden, Ibu Kota sementara Yaman pada Jumat (25/3) malam. Ledakan tersebut menewaskan 25 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Ledakan bom bunuh diri itu merupakan bagian penyerangan markas utama pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang berada di Kabupaten Buraiga di Aden.
“Seorang pembom bunuh diri meledakkan kendaraan ambulannya, yang berisi peledak, di dekat pos pemeriksaan militer yang menghubungkan pangkalan utama pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Aden,” kata sumber keamanan yang tak ingin disebutkan jati dirinya dari Komando Militer Aden seperti yang dikutip Xinhua, Sabtu (26/3).
Sedangkan dua bom lainnya mengincar pos militer di dekat pangkalan militer yang dikuasai oleh ratusan prajurit Arab Saudi dan UAE di kabupaten tersebut.
Lebih dari 25 orang warga sipil itu tewas, dan hampir 15 orang lagi cedera. Puluhan orang melancarkan serangan terhadap pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Buraiga setelah dua pemboman bunuh diri di daerah itu.
Namun, beberapa jet tempur dan helikopter UAE turun-tangan dan menggempur para penyerang, dan menggagalkan operasi pelaku teror tersbeut.
Kota Pelabuhan Aden, Ibu Kota sementara Yaman, telah menghadapi kekacauan selama beberapa bulan belakangan sehingga menewaskan seorang mantan gubernur Aden, beberapa perwira seniorkeamanan dan hakim.
Kekacauan keamanan saat ini di Aden dan Provinsi Lahj serta Abyan, merupakan salah satu tantangan terbesar bagi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di Aden.
Koalisi itu telah mengerahkan ribuan prajurit dari Arab Saudi, UAE, Sudan dan Bahrain ke lima provinsi anti-Al-Houthi di Yaman Selatan guna mendukung dan melatih pasukan keamanan lokal Yaman.
Yaman, negara miskin di Jazirah Arab, telah dirongrong oleh salah satu aksi perlawanan kelompok Al-Qaida paling aktif di wilayah Timur Tengah dan kelompok yang berafiliasi kepada IS.
Situasi keamanan di negeri itu telah memburuk sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara pengikut kelompok Syiah, Al-Houthi yang didukung oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan pemerintah, yang didukung oleh koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu