Jakarta, Aktual.com — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (6/4) menyatakan jumlah orang dewasa yang terserang diabetes telah hampir empat-kali lipat di seluruh dunia sejak 1980 menjadi 422 juta, terutama di negara berkembang.

Kondisi itu dipicu oleh orang yang kelebihan berat badan dan kegemukan, kata seorang juru bicara PBB.

Pada malam Hari Kesehatan Dunia, yang jatuh pada Kamis, WHO menyiarkan “Laporan Pertama Global mengenai Dibates” – yang menyoroti perlunya meningkatkan pencegahan dan perawatan penyakit tersebut.

Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO, menegaskan, “Jika kita membuat kemajuan dalam menghentikan peningkatan diabetes, kita perlu memikirkan kembali kehidupan harian kita; untuk makan secara sehat, aktif secara fisik, dan menghindari bertambahnya berat secara berlebihan.”

Wanita pejabat tersebut menambahkan bahwa bahkan di lingkungan yang paling miskin, pemerintah harus menjamin rakyat bisa membuat pilihan yang sehat itu dan sistem kesehatan mampu mendiagnose serta merawat orang yang terserang diabetes, demikian laporan Xinhua, di Jakarta, Kamis (07/04) pagi WIB.

WHO menyatakan diabetes adalah penyakit tak menular yang kronis dan progresif – yang ditandai oleh peningkatan kadar gula darah.

Penyakit tersebut muncul ketika pankreas tidak menghasilkan cukup hormon insulin, yang mengatur gula darah, atau ketika tubuh manusia tidak bisa secara efektif memanfaatkan insulin yang dihasilkan.

Di antara temuan penting dari laporan itu ialah: – Jumlah orang yang hidup dengan diabetes dan prevalensinya meningkat di semua wilayah di dunia. Pada 2014, 422 juta orang dewasa (atau 8,5 persen penduduk dunia) terserang diabetes, dibandingkan dengan 108 juta (4,7 persen) pada 1980.

Wabah diabetes telah menjadi dampak utama kesehatan dan ekonomi, terutama di negara berkembang.

Pada 2014, lebih satu dari tiga orang dewasa yang berusia lebih dari 18 tahun kelebihan berat dan lebih satu dari 10 orang dewasa kegemukan.

Komplikasi diabetes dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi bagian tubuh bawah. Misalnya angka amputasi bagian tubuh bawah berjumlah 10 sampai 20 kali lebih banyak pada orang yang menderita diabetes.

Diabetes mengakibatkan 1,5 juta kematian pada 2012. Gula darah yang lebih banyak dibandingkan dengan kondisi normal mengakibatkan 2,2 juta kematian lagi karena meningkatnya resiko penyakit jantung dan pembuluh darat serta penyakit lain.

“Banyak kasus diabetes dapat dicegah, dan tindakan yang ada untuk mendeteksi serta menangani kondisi tersebut, dengan meningkatkan kesempatan orang yang menderita diabetes bisa hidup lebih lama dan sehat,” kata Oleg Chestnov, Asisten Direktur Jenderal WHO bagi NCD dan Kesehatan Mental.

“Tapi perubahan sangat tergantung atas pemerintah berbuat lebih banyak, termasuk dengan melaksanakan komitmen global guna menangani diabetes dan penyakit lain yang tidak menular,” katanya.

Semua langkah itu meliputi dipenuhinya 3,4 Sasaran Pembangunan Global yang Berkesinambungan (SDGs) – yang menyerukan pengurangan kematian pradini akibat penyakit yang tidak menular (NCDs), termasuk diabetes, sebanyak 30 persen sampai 2030.

Pemerintah juga telah berkomitmen untuk mencapai empat komitmen nasional yang terikat waktu dan ditetapkan oleh “Dokumen Hasil Sidang Majelis Umum PBB mengenai Penyakit Tak Menular”.

Selain itu, pemerintah juga bertekad mewujudkan sembilan sasaran global yang ditetapkan di dalam “Rencana Aksi Global WHO bagi Pencegahan dan Pengendalian NCDs”, yang meliputi dihentikannya peningkatan diabetes dan kegemukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara