Jakarta, Aktual.com — Ustad Wahyudin, S.S.I, di Masjid Raya At Taqwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (29/04), menerangkan, bahwa dalam peristiwa Isra dan Miraj ada tiga hikmah yang bisa diambil oleh seorang Muslim.
1. Masjid adalah sentral dakwah
“Dari Masjid Ke Masjid” itulah gambaran peristiwa Isra dan Miraj. Masjid adalah sentral kegiatan, Masjid merupakan sentral ibadah, itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Yang menarik yaitu, Allah SWT menggandengkan antara Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsa. Mengapa?
Karena Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan “golongan” Ibrahim dan merupakan sempalan.
Lalu Allah SWT dengan segala ilmu-Nya mengetahui bahwa Masjidil Aqsha adalah akan menjadi sumber sengketa sepanjang zaman setelah itu. Mungkin Allah SWT ingin menjadikan tempat ini sebagai ‘pembangkit’ Ruhul Jihad kaum Muslimin.
2. Ujian keimanan
Peristiwa Isra dan Miraj adalah perkara ghaib yang harus diimani dan tidak bisa dilogika-kan dengan akal dan nalar pikiran manusia. Di sinilah seorang Mukmin diuji, apakah ia percaya atau tidak?. Ketika peristiwa ini diceritakan kepada khalayak ramai bangsa Quraisy maka mereka menuduh Rasulullah SAW sebagai “orang gila” bahkan tidak sedikit kaum Muslimin ketika itu yang bimbang akan kebenaran peristiwa tersebut.
Hanya sahabat Abu Bakar Ra yang tanpa berpikir panjang dan dengan penuh keyakinan membenarkan peristiwa itu tanpa keraguan. Maka tak heran Beliau mendapatkan julukan “As Shidiq” karena pembenaran dan keyakinan Beliau menyikapi peristiwa Isra dan Miraj.
3. Salat sebagai inti ibadah
Inti dari peristiwa Isra dan Miraj yakni kewajiban pelaksanaan salat yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Ada beberapa hal yang menarik dalam taklif salat yaitu,
A. Salat memiliki kedudukan yang lebih utama dibandingkan dengan ibadah lain
Karena, kewajiban salat diperintahkan langsung oleh Allah SWT tanpa perantaraan Malaikat. Sedangkan, ibadah lainnya melalui Malaikat. Lalu kewajiban salat diperintahkan di langit adapun ibadah lainnya diperintahkan di Bumi.
B. Nilai 5 salat yang dilakukan seseorang bernilai 50 kali
Dari Anas bin Malik Ra. “Telah difardhukan kepada Nabi Muhammad SAW salat pada malam Beliau diisrakan 50 salat. Kemudian dikurangi hingga tinggal 5 salat saja. Lalu diserukan, “Wahai Muhammad, perkataan itu tidak akan tergantikan. Dan dengan lima salat ini sama bagimu dengan 50 kali salat.”(HR Ahmad, An-Nasai)
C. Salat yang pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW adalah salat Subuh
Salat Subuh adalah salat yang sulit untuk dilaksanakan khususnya bagi para Munafikin, di mana pada saat itu banyak manusia yang masih terlelap dalam tidurnya.
Demikianlah beberapa hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari peristiwa Isra Miraj. Semoga bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT, kitab-Nya, Nabi-nabi-Nya, para Malaikat-Nya, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar-Nya.
Artikel ini ditulis oleh: