Surabaya, Aktual.com — Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih kesulitan menurunkan harga gula menjadi Rp12.000 per kilogram, sesuai permintaan Presiden Joko Widodo.
Hal ini terlihat dari harga yang dijual pedagang di tingkat pengecer mencapai Rp15.000 rupiah per Kg. Oleh sebab itu, untuk menekan harga gula, 21 ton gula cadangan akan langsung dijual murah ke pedagang.
“Kalau biasanya kita buka bazaar murah dengan menjual ke pengecer langsung. Nah, kali ini kita akan jual ke pedagang dengan harga murah, agar bisa dijual murah,” kata Gubernur Jatim, Soekarwo, di gedung grahadi, Surabaya, Sabtu (4/6).
Fokus penjualan ke pedagang dikarenakan Pemprov tidak bisa mendikte penjual eceran untuk menurunkan harga. Gula yang akan diedarkan dalam operasi pasar kali ini akan dilepas dengan harga Rp11.750 per kg.
Diakui, untuk menurunkan harga gula di pasaran memang tidak mudah. Sebab, sampai saat ini jumlah gula di tingkat pedagang masih mencapai 1.500 ton.
“Gulanya pedagang yang harganya Rp14.000 itu masih 1.500 ton. Itu biar dihabiskan dulu, baru harga gula murah bisa dinikmati konsumen,” lanjutnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Pusat, Arum Sabil, mengatakan kenaikan harga gula tidak perlu disikapi panik. Menurutnya, harga gula dari Rp11.000 menjadi Rp15.000 sebenarnya tidak mahal jika dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat.
“Kebutuhan masyarakat setiap bulannya hanya 1 kg gula. Artinya, jika 15.000 sebulan, dihitung per orang, maka konsumsinya sekitar Rp500 per hari,” tuturnya.
Jika dianggap mahal, sambung dia, berarti masalahnya ada pada daya beli masyarakat dan ini tanggung jawab pemerintah.
“Pemerintah tidak boleh membebankan kepada petani,” kata Arum Sabil.
Ditegaskan, stok gula di Jatim sangat mencukupi, masyarakat dan pemerintah tidak perlu panik. “Kalau sampai terjadi kepanikan, dikhawatirkan impor bahan gula mentah yang sudah masuk akan beredar di masyarakat. Padahal, import bahan gula mentah tersebut hanya untuk kebutuhan campuran bahan makanan dan minuman. Jika sampai beredar, maka kondisi petani akan terpuruk, dan harga gula bisa terus melonjak,” tutup dia.
Artikel ini ditulis oleh: