Sejumlah pendukung Jokowi dan Aliansi Buruh membawa poster minta Menteri BUMN Rini Soemarno mundur saat aksi di depan gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (20/8/2015). Mereka menilai beberapa kebijakan Menteri Negara BUMN Rini Soemarno banyak sekali berpotensi merugikan negara dan berlawanan dengan Trisakti dan Nawacita yang menjadi cita cita Presiden Jokowi. Di antara kebijakan itu misalnya perpanjangan konsensi JICT kepada Huntchinson Port dan Letter on Intent Pembelian Pesawat Garuda A350 yang berbau mark-up. Selain itu ternyata pembubaran Petral juga diindikasikan menciptakan mafia migas. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menolak upaya Menteri BUMN, Rini Soemarno melakukan holding dengan mencaplokan PT PGN kedalam PT Pertamina.

Dia menganggap tindakan itu merupakan bentuk kesewenangan-wenangan dan tidak berdasar konsep yang jelas. Dia mempertanyakan motif Rini yang ngotot untuk merealisasikan holding.

Menurutnya dengan holding akan menghilangkan entitas bisnis PGN dan merugikan PGN.

“Nati entitas PGN hilang. Kalau saya menolak. PGN sudah Go Publik sedangkan Pertamina belum Go Publik, bagaimana bisa yang tidak Go publik mengakuisisi yang Go publik. Tidak ngerti saya, maunya apa,” kata Faisal di Jakarta, Sabtu (6/8).

Dia melihat kebijakan holding tidak ada relevansi denga permasalahan bisnis yang dihadapi Pertamina dengan PGN. Langkah terbaik untuk kedua perusahaan itu yakni memperkuat sinergis dalam menjalankan bisnis agar lebih efisiensi

Dia mengungkapkan kekhawatirannya jika PGN di caplok maka akan bernasib sama dengan Pertamina yang mudah dijarah oleh para mafia migas.

“Ini konsepnya mau dibawah kemana, tujuannya apa? Menurut saya yang penting itu sinergi. Pertamina punya gas, PGN punya gas, nggak singkron maka disingronkan tanpa harus digabung. PGN lebih baik governancenya. Setidaknya mafia migas ada di Pertamaina kalau PGN kan lebih susah dijarah karena dia go poublik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Nebby